Fungsi dan Penggunaan Dental Curing Light dalam Kedokteran Gigi

Fungsi dan Penggunaan Dental Curing Light dalam Kedokteran Gigi

Dental curing light digunakan untuk polimerisasi bahan berbasis resin light-cured. Resin komposit sinar adalah salah satu bahan cetakan yang paling umum digunakan, karena karakteristiknya yang mudah dicetak [1, 2]. 

Bahan ini pertama kali diperkenalkan ke kedokteran gigi restoratif pada tahun 1969 [3]. Sejak saat itu, dental curing light telah menjadi bagian integral dari semua spesialisasi dan praktik kedokteran gigi.  Saat ini, hampir semua resin komposit, perekat gigi, dan semen perekat memanfaatkan energi cahaya untuk polimerisasi lengkap, yang dapat meningkatkan keberhasilan klinis jangka panjang dari suatu prosedur.  Banyak perhatian yang telah diberikan pada pengembangan perekat dan resin komposit yang lebih baik, membuat curing light dapat diterima begitu saja. Mengingat polimerisasi bahan yang tidak memadai dapat menyebabkan kegagalan klinis, seperti sensitivitas, perubahan warna, retak, dan masalah debonding, sehingga penting untuk memilih dental curing light yang ideal [4]. 

Fungsi dan penggunaan dental curing light

Dental curing light adalah perangkat genggam yang digunakan untuk polimerisasi bahan restorasi gigi yang diaktifkan oleh sinar tampak. Cahaya yang digunakan berada di bawah spektrum cahaya tampak biru dan dikirimkan melalui rentang panjang gelombang yang bervariasi untuk setiap jenis perangkat. 

Agar restorasi berbasis resin komposit sinar berfungsi dan bertahan seperti yang diinginkan, maka restorasi harus menerima jumlah energi cahaya yang diperlukan pada panjang gelombang yang tepat (panjang gelombang fotoinisiator) untuk memfasilitasi polimerisasi (curing) yang optimal [5]. Ada empat jenis dental curing light yang tersedia saat ini, yaitu quartz-tungsten-halogen (QTH), light-emitting diode (LED), plasma arc curing (PAC), dan laser Argon. Namun, ada dua yang paling umum digunakan, yaitu adalah QTH dan LED [1, 4, 6].

1. Quartz-tungsten-halogen (QTH)

QTH terbuat dari bola kuarsa yang mengandung filamen tungsten dalam lingkungan halogen. Unit ini akan memancarkan radiasi ultraviolet dan sinar tampak (spektrum luas), yang harus disaring untuk membatasi panjang gelombang (kecuali dalam kisaran biru-ungu), sekaligus meminimalkan panas. Intensitas cahaya yang dipancarkan oleh bohlam QTH berkisar antara 400-1200 mW/cm2 dan dapat berkurang seiring penggunaan. Adapun luas spektrum emisinya antara 390-500 nm, yang mampu mempolimerisasi semua komposit. Sayangnya, unit halogen memiliki tantangan, termasuk:
  • Intensitas bohlam yang dapat berkurang seiring penggunaan.
  • Bagian filter dapat menumpuk debu, retak, atau delaminasi, yang pada gilirannya dapat mengubah panjang gelombang dan radiasi cahaya yang ditransmisikan.

2. Light-emitting diode (LED)

Untuk mengatasi kendala yang ada pada unit halogen (QTH), berkembanglah generasi dental curing light LED yang memancarkan cahaya di bagian biru dari spektrum yang terlihat dan tidak memancarkan panas. Oleh karena itu, unit LED tidak memerlukan filter. LED bisa menggunakan energi baterai yang dapat diisi ulang, karena membutuhkan watt rendah. Selain itu, lebih tenang daripada QTH, karena tidak memerlukan kipas pendingin.  Versi awal LED memancarkan intensitas cahaya yang lebih rendah, sedangkan versi yang lebih barunya menggabungkan beberapa LED dengan berbagai rentang panjang gelombang. Hal ini bertujuan memperluas spektrum cahaya yang berkisar 380-515 nm bersama dengan radiasi tinggi dalam kisaran 1000 mW/cm2 atau lebih.  Alhasil, memungkinkan dokter gigi untuk polimerisasi semua bahan komposit tanpa batasan dan lebih memadai [7]. Bila dirincikan, berikut keuntungan menggunakan LED:
  • Masa simpan lebih lama tanpa penurunan intensitas daya.
  • Watt rendah.
  • Dapat dioperasikan dengan baterai.
  • Berkurangnya generasi panas.
  • Tenang untuk beroperasi.
Inilah alasan yang menyebabkan dental curing light LED menjadi pilihan utama di kalangan dokter gigi. 

3. Plasma arc curing (PAC)

PAC mengandung gas xenon yang terionisasi untuk menghasilkan plasma. Cahaya putih dengan intensitas tinggi yang dipancarkannya disaring untuk meminimalkan panas dan membatasi panjang gelombang ke bagian biru-ungu dari spektrum tampak (400-500 nm). 

4. Laser argon

Terakhir adalah unit laser argon yang memancarkan intensitas tertinggi dan cahaya pada panjang gelombang tunggal (490 nm). Hanya saja, biaya dan tingkat pemeliharaan unit PAC dan Argon yang lebih tinggi telah membatasi penggunaannya secara luas dalam kedokteran gigi.

Cara kerja dental curing light

Dental curing light mengeluarkan energi cahaya yang berasal dari spektrum emisi. Bagian fotoinisiator akan menyerapnya dan memulai reaksi kimia untuk mempolimerisasi bahan resin komposit.  Proses polimerisasi terjadi dalam tiga tahapan, yaitu:
  • Inisiasi: molekul besar terurai menjadi radikal bebas karena proses panas. 
  • Propagasi: monomer yang diaktifkan akan saling berikatan, sehingga tercapai polimer dengan jumlah monomer tertentu. 
  • Terminasi: rantai polimer membentuk molekul yang stabil.
Panjang gelombang, intensitas, dan durasi paparan cahaya akan menentukan jumlah foton yang diserap oleh inisiator, yang akhirnya berdampak pada polimerisasi yang optimal.  Adapun faktor-faktor seperti intensitas unit light-curing, sudut iluminasi, diameter ujung sumber cahaya, jarak dari sumber cahaya, dan durasi paparan, dapat secara signifikan mempengaruhi jumlah radikal bebas yang terbentuk, yang membuat sistem ini sangat sensitif terhadap teknik [1].
Baca Juga : Perawatan Light Curing, Selang Dental Unit & Solusi Bocornya Kepala Handpiece
Menurut Susanto, penyinaran bahan resin komposit setidaknya berlangsung selama 30–40 detik untuk mendapatkan polimerisasi secara maksimal. Penyinaran yang kurang dapat mengakibatkan mengerasnya lapisan permukaan saja, sehingga menghasilkan lapisan yang tidak matang atau lunak pada bagian dasar [2].

Tips memilih dental curing light

Intensitas cahaya (penyinaran) dan aplikasi gigi harus menjadi faktor yang dipertimbangkan oleh dokter gigi dalam memilih dental curing light Penyinaran dapat menipis atau menurun secara signifikan ketika melewati bahan restoratif, seperti restorasi keramik atau komposit resin. Adapun persentase penurunannya bergantung pada jenis filler, shade, indeks bias, opacity, translusensi, dan ketebalan bahan restoratif. 
Baca Juga : Pengaruh Jenis Surface Treatment dan Resin Komposit Terhadap Kekuatan Tarik Reparasi Porselen
Dental curing light dengan radiasi tinggi dapat mengkompensasi penurunan kehilangan energi total dan memungkinkan dokter gigi untuk melakukan polimerisasi bahan berbasis resin komposit sinar sepenuhnya.  Unit curing light terbaru dengan radiasi 1000 mW/cm2 atau lebih tinggi dianggap ideal untuk polimerisasi bahan berbasis resin komposit. Sayangnya, ini juga dapat menghasilkan tegangan susut yang lebih tinggi di dalam restorasi [1]. Seperti yang Anda ketahui, dental curing light bervariasi sesuai dengan fiturnya, termasuk intensitas daya dan energi yang dikirim ke gigi, waktu untuk digunakan, ketersediaan aksesori, konfigurasi probe atau tips pengawetan untuk perangkat, serta harga.  Adapun unit curing light yang ideal umumnya memiliki spektrum emisi yang luas, intensitas cahaya yang cukup, penurunan energi yang minimal (sinar terkolimasi), jendela emisi besar dari probe cahaya, serta kemudahan dalam penggunaan dan perawatan.  
Referensi:
[1] Science Direct. Dental Light-Curing [Internet]. Diakses pada 17 September 2021. Tersedia di: https://www.sciencedirect.com/topics/medicine-and-dentistry/dental-light-curing [2] Susanto AA. Pengaruh ketebalan bahan dan lamanya waktu penyinaran terhadap kekerasan permukaan resin komposit sinar. Dental Journal (Majalah Kedokteran Gigi) [Internet]. 2005 [17 September 2021]. 38 (1): 32-35. DOI: 10.20473/j.djmkg.v38.i1.p32-35. [3] Strassler, Howard E. The physics of light curing and its clinical implications compendium of continuing education in dentistry. AEGIS Communications [Internet]. 2011 [17 September 2021]. 32 (6). [4] First Impressions. Curing lights: Understanding the basics [Internet]. Diakses pada 17 September 2021. Tersedia di: http://www.firstimpressionsmag.com/curing-lights-understanding-the-basics.html. [5] American Dental Association. Dental Curing Lights [Internet]. Diakses pada 17 September 2021. Tersedia di: https://www.ada.org/en/member-center/oral-health-topics/dental-curing-lights [6] Rueggeberg et al. Light curing in dentistry and clinical implications: a literature review. Braz. Oral Res [Internet]. 2017 [17 September 2021]. 31: 64-91. DOI: http://doi.org/10.1590/1807-3107BOR-2017.vol31.0061 [7] E. Armellin et al. LED Curing Lights and Temperature Changes in Different Tooth Sites. BioMed Research International [Internet]. 2016 [17 September 2021]. DOI: https://doi.org/10.1155/2016/1894672.  

Tags :

#alat dan bahan kedokteran gigi #alat kesehatan dokter gigi #cobradental #Dental Curing Light #Dental Light Curing #diskon alat kesehatan gigi #Fungsi dan penggunaan dental curing light #Fungsi dan Penggunaan Dental Curing Light dalam Kedokteran Gigi #Fungsi Dental Curing Light #Light Curing adalah #Perawatan Dental Curing Light #PT Cobra Dental Indonesia #Tips Memilih Dental Curing Light

Bagikan produk ke :