Komposit gigi adalah salah satu bahan yang paling banyak digunakan dalam praktek kedokteran gigi saat ini, namun memilihnya bisa membingungkan. Ini adalah bahan yang sangat serbaguna yang digunakan untuk tujuan yang beragam, termasuk restorasi kavitas kelas III, IV, dan V pada gigi anterior, kavitas kelas I, II, dan V pada gigi posterior, serta koreksi anomali pada bentuk, posisi, dan warna, di antara lain. Ada juga komposit dengan fluiditas yang berbeda untuk penggunaan lain yang lebih spesifik dan, selain itu, ada juga yang dikembangkan lebih modern, yang dapat diaplikasikan dalam satu blok tanpa perlu dipolimerisasi secara lapisan. Dalam artikel ini, kami akan membahas semua jenis komposit gigi agar Anda dapat selalu membuat pilihan yang tepat dalam setiap kasus klinis Anda. Untuk tujuan praktis, kami akan mengklasifikasikannya terlebih dahulu berdasarkan penggunaannya dan kemudian berdasarkan ukuran partikel pengisi mereka. Jadilah ahli dan jangan lewatkan detail apa pun!
Komposit Gigi Anterior
Komposit gigi yang digunakan di sektor anterior harus menjadi bahan yang sangat estetik, mampu memberikan hasil yang alami. Untuk mencapai hal ini, kita harus memperhatikan serangkaian karakteristik, seperti tekstur permukaan (harus serupa dengan enamel sebanyak mungkin), yang harus memantulkan cahaya dengan cara yang sama seperti enamel alami melakukannya.
Opalesensi dan fluoresensi juga penting. Yang pertama adalah fenomena optik yang berarti bahwa ketika cahaya putih jatuh pada permukaan vestibular gigi, enamel memantulkan gelombang biru dan ungu; dan sebaliknya, ketika cahaya berasal dari daerah palatal, enamel memantulkan warna oranye. Sama seperti opalesensi merupakan fenomena yang melekat pada enamel, fluoresensi melekat pada dentin dan terdiri dari kemampuan untuk menyerap cahaya non-terlihat dan memancarkannya pada panjang gelombang yang terlihat, sehingga ketika cahaya ultraviolet memantul dari gigi, mereka memancarkan cahaya putih-kebiruan. Oleh karena itu, komposit gigi dari sektor anterior harus dapat mensimulasikan efek optik ini agar mendekati penampilan alami gigi.
Komposit Gigi Posterior
Komposit gigi posterior, bukannya memprioritaskan estetika gigi seperti yang telah disebutkan sebelumnya, memprioritaskan ketahanan terhadap gaya pengunyahan. Ini tidak berarti bahwa estetika benar-benar diabaikan. Saat ini, produsen produk gigi telah mengembangkan bahan yang sangat canggih yang dapat memberikan kedua kualitas: ketahanan dan estetika. Semakin posterior restorasi tersebut terletak, semakin besar keausan pada komposit yang dihasilkan oleh gaya pengunyahan, oleh karena itu resin hibrida tampaknya menjadi bahan yang ideal untuk jenis restorasi ini.
Komposit Gigi Universal
Komposit gigi universal adalah bahan yang digunakan dalam restorasi gigi anterior dan posterior. Bahan-bahan ini pada satu sisi menggabungkan sifat-sifat dari komposit sebelumnya dan sesudahnya. Biasanya, jenis bahan ini memiliki lebih sedikit variasi warna, ada yang memiliki semua warna yang berbeda dan ada yang berwarna tunggal, yang disebut komposit satu warna, yang memiliki kemampuan untuk menyatu dengan warna gigi apa pun. Selain itu, terdapat juga komposit bulk fill universal, yang akan kita lihat secara detail nanti. Secara umum, komposit gigi universal membuat penanganan lebih mudah, karena dapat digunakan secara anterior dan posterior dengan berbagai macam warna yang memberikan estetika yang sangat baik. Tentu saja, jika harapan Anda lebih tinggi, selalu lebih baik menggunakan komposit estetik untuk sektor anterior.
Komposit Gigi Cair/Flowable
Komposit gigi cair atau juga disebut komposit aliran atau low-viscosity komposit, diperkenalkan ke pasaran pada akhir tahun 1996 dan hingga saat ini memiliki daftar panjang aplikasi klinis, termasuk pengecatan lubang dan celah. Sifat mekanikanya setara hanya dengan 60-90% dari komposit konvensional, namun sangat berguna dalam teknik perawatan gigi minimal invasif.
Komposit Gigi Bulk Fill
Jenis komposit gigi Bulk Fill adalah perkembangan relatif baru dan merujuk pada komposit yang dapat diaplikasikan dalam 4 hingga 5 mm dengan teknik monoblok atau satu lapisan tanpa memiliki batasan pada derajat polimerisasi, dengan tujuan memudahkan proses, mengurangi efek kontraksi polimerisasi dari komposit dan menghindari terbentuknya rongga antara inkremen resin.
Sebagai kesimpulan, teknologi bahan restorasi gigi berkembang pesat, dan memantau kemajuan teknologi baru adalah kunci untuk memberikan restorasi berkualitas tinggi kepada pasien. Saat memilih komposit gigi yang paling sesuai untuk setiap kasus, disarankan untuk memperhatikan ukuran partikel untuk memperkirakan harapan yang ingin dicapai. Saat ini, berkat teknologi, kita tidak selalu harus mengabaikan estetika atau ketahanan. Pada beberapa bahan maju, kita dapat memilikinya semua.