Pengaruh Teknik Pengisian Saluran Akar Terhadap Kebocoran Apikal

Ilmu endodontik adalah cabang ilmu kedokteran gigi yang mempelajari etiologi, pencegahan, diagnosis, dan terapi mengenai pulpa gigi, akar gigi dan jaringan periapikal. Tujuan perawatan endodontik adalah mempertahankan durasi gigi selama mungkin di dalam rongga mulut. Perawatan saluran akar adalah salah satu perawatan endodontik yang bertujuan untuk mengisi saluran akar dan membentuk penutupan yang kuat pada foramen apikal gigi dan tidak dapat ditembus oleh cairan sehingga infeksi sekunder akibat kebocoran jaringan periradikuler dapat dihindari. Tahapan perawatan saluran akar terdiri dari tiga tahap (triad endodontik) yaitu: preparasi biomekanis saluran akar (cleaning and shapping), kontrol mikroba atau sterilisasi saluran akar, dan obturasi atau pengisian saluran akar. https://cobradental.co.id/product/k-files/ Obturasi adalah proses tahapan dimana saluran akar sudah dilakukan preparasi dan sterilisasi akan dimasukkan bahan pengisi guna mencegah terjadinya infeksi ulang. Tujuan utama pengisian saluran akar adalah mendapatkan penutupan tiga dimensi yang komplit pada sistem saluran akar. Berbagai teknik diperkenalkan untuk mengisi saluran akar dengan bahan pengisi saluran akar, salah satunya adalah teknik kondensasi lateral, teknik kondensasi vertikal, dan teknik single-cone. Teknik kondensasi lateral bertujuan untuk mengisi saluran akar secara tiga dimensi dengan guta-perca dan siler tanpa melunakkan guta-perca dengan bahan kimia atau panas. Teknik ini memiliki kontrol yang mudah sehingga kemungkinan terjadi overfilling sangat kecil. Teknik kondensasi lateral memiliki kekurangan, yaitu tidak menghasilkan pengisian yang homogen dengan demikian kemungkinan munculnya rongga dapat terjadi di antara kerucut. Teknik kondensasi vertikal atau teknik “guta-perca panas” untuk pengisian saluran akar. Teknik ini, menggunakan plugger yang dipanaskan, dilakukan kondensasi pada gutaperca yang telah dilunakkan dengan panas ke arah vertikal dengan demikian guta-perca akan mengalir dan mengisi seluruh lumen saluran akar. Kelebihan teknik ini menghasilkan pengisian saluran akar yang homogen serta guta-percha yang mampu beradaptasi secara baik dengan dentin. Kekurangannya adalah terkadang terjadi pengisian yang berlebihan karena sulitnya mengontrol panjang kerja dan tidak dapat dikeluarkan kembali dari jaringan apikal. Teknik single-cone adalah teknik yang menggunakan satu kerucut utama dan preparasi saluran akar menggunakan instrumen putar ProTaper system. Penggunaan teknik single-cone hanya membutuhkan waktu yang sedikit bila dibandingkan dengan teknik kondensasi lateral. https://cobradental.co.id/product/gutta-percha/ Kekurangan teknik ini adalah kurang efektif dalam pengisian saluran akar karena kerucut utama yang besar tidak selalu bisa mengisi variasi anatomis yang terjadi di saluran akar sehingga mengakibatkan porositas, pelarutan semen. Keberhasilan perawatan saluran akar dapat dilihat dengan hasil pengisian yang hermetis sehingga tidak ada celah bagi bakteri untuk berkembang biak. Penutupan saluran akar yang memadai adalah hal yang sangat penting untuk mencegah terjadinya kebocoran apikal dalam perawatan saluran akar. Kebocoran apikal adalah jalan masuk bagi mikroorganisme dan produknya ke dalam saluran akar melalui foramen apikal dan bahan obturasi yang disebabkan oleh perbedaan teknik obturasi, sifat kimia dan sifat fisik dari bahan obturasi saluran akar, dan ada atau tidaknya smear layer. Evaluasi kebocoran apikal pengisian saluran akar pada pengisian saluran akar dapat dilakukan dengan beberapa metode, antara lain dengan tes penetrasi warna, fluid filtration, dye extraction methode, tes penetrasi bakteri, radioisotop, elektrokimia, metode tekanan air, dan metode tiga dimensi seperti analisis scanning electron microscopic, transmission electron microscope, micro-computed tomography.

Metode penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian true eksperimental laboratories dengan desain penelitian posttest only group desain. Sampel terdiri dari tiga kelompok, yaitu teknik kondensasi lateral, teknik kondensasi vertikal, teknik single-cone yang berjumlah 27 sampel dan masing-masing 9 sampel. Penelitian dimulai dari pemisahan antara mahkota dan saluran akar dengan pemotongan menggunakan carborundum disk yang menyisakan 16 mm. Panjang kerja perawatan saluran akar diperoleh dengan cara panjang gigi (16 mm) dikurangi 1 mm, sehingga panjang kerja 15 mm, ekstirpasi pulpa, preparasi saluran akar dengan teknik crown down dengan rotary instrument file (ProTaper file), obturasi saluran akar sesuai dengan kelompok. Tahap selanjutnya, seluruh sampel gigi pada permukaan bagian luar ditutup dengan cat kuku kecuali 2 mm dari daerah foramen apikal. Setelah itu seluruh sampel gigi dilapisi malam perekat (sticky wax) yang telah dicairkan setebal 1 lapis di atas lapisan cat kuku dibagian koronal dengan tujuan agar zat warna tidak berpenetrasi melalui bagian orifis dan tubuli dentinalis. Seluruh sampel gigi direndam dalam larutan pewarna 2% methylene blue selama 72 jam di dalam inkubator yang diatur pada suhu 37oC. Setelah satu minggu, seluruh sampel gigi dicuci dengan air mengalir selama 15 menit dan malam perekat (sticky wax) dibersihkan menggunakan crown mess dan cat kuku yang melapisi dihilangkan menggunakan kapas yang dibasahi aseton. Selanjutnya seluruh sampel gigi dilarutkan di dalam asam nitrat 50% (10 ml) selama 72 jam. Setelah 72 jam, sampel gigi akan dianalisis oleh alat spectrofotometer (Shimadzu) dengan panjang gelombang sebesar 670 nm.
baca juga : seberapa penting perawatan endodontik ?

Hasil dan pembahasan

menunjukkan resiko kebocoran apikal paling tinggi adalah kelompok teknik single-cone (0,223±0,29) dan yang paling rendah adalah kelompok teknik kondensasi vertikal (0,045±0,17). Data resiko kebocoran apikal yang diperoleh kemudian dilakukan uji normalitas menggunakan Shapiro-wilk karena sampel kurang dari 50. Uji normalitas Shapiro-wilk berfungsi untuk mengetahui data terdistribusi normal Hasil Uji normalitas Shapiro-wilk pada ketiga perlakuan yaitu teknik kondensasi lateral, kondensasi vertikal, dan single-cone dengan nilai signifkansi 0,200. Masing-masing kelompok perlakuan menunjukkan nilai signifikasi p>0,05 yaitu teknik kondensasi lateral 0,970, teknik kondensasi vertikal 0,215, dan teknik single-cone 0,323. Hal ini menunjukkan bahwa data tersebut terdistribusi normal. Data penelitian kemudian dilakukan uji homogenitas menggunakan Levene’s test untuk mengetahui data tersebut homogen atau tidak. Hasil uji homogenitas menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,071 (p>0,05), hal ini dapat disimpulkan bahwa terdapat kesamaan antar kelompok data yang menunjukkan data homogen atau memiliki varian yang sama. Data dalam penelitian ini terdistribusi normal dan homogen, selanjutnya dilakukan uji parametrik dengan uji ANOVA satu jalur.
Baca juga : perawatan saluran akar pada gigi molar 
Hasil uji ANOVA satu jalur menunjukkan bahwa terdapat nilai signifikansi 0,000 (p<0,05) yang memiliki arti bahwa terdapat perbedaan yang signifikan atau bermakna pada ketiga kelompok. Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat pengaruh teknik pengisian saluran akar terhadap resiko kebocoran apikal. Analisis data selanjutnya adalah uji Post Hoc menggunakan least significant different (LSD) dengan tingkat kepercayaan 95%, uji ini dilakukan untuk mengetahui signifikansi perbedaan resiko kebocoran apikal antar kelompok teknik pengisian saluran akar. Berdasarkan uji LSD menunjukkan hasil bahwa terdapat perbedaan yang signifikan (p<0,05) antar kelompok p=0,000. Hal ini disebabkan perbedaan teknik obturasi berhubungan dengan sifat fisik guta-perca yaitu sifat plastisitas atau aliran, bagaimana teknik tersebut merubah bentuk guta-perca sehingga guta-perca menggalir menjauhi kekuatan yang. Pada teknik kondensasi vertikal, plugger dipanaskan untuk dilakukan penekanan ke arah vertikal. Panas yang dihasilkan akan menyebabkan peningkatan plastisitas guta-perca sehingga gutaperca akan berubah bentuk menjadi lunak, guta-perca lunak mampu mengalir dan mengisi seluruh saluran akar baik secara lateral maupun apikal sehingga terbentuklah massa guttaperca yang homogen di sepanjang saluran akar serta pemanasan pada guta-perca mampu meningkatkan adaptasi guta-perca pada dinding saluran akar, sedangkan pada teknik kondensasi lateral, tidak dilakukan pelunakkan guta-perca menggunakan bahan kimia ataupun pemanasan sehingga teknik ini tidak mampu menghasilkan pengisian saluran akar yang homogen karena guta-perca tambahan tidak dapat bersatu, hal ini menyebabkan terdapat celah diantara guta-perca tersebut. Pada teknik single-cone digunakan siler yang cukup banyak karena pengisian dilakukan hanya menggunakan guta-perca utama tanpa tambahan dari guttaperca aksesori. Penggunaan siler yang banyak semakin meningkatkan pengerutan yang terjadi dan menyebabkan celah semakin besar. Siler adalah bahan pengisi saluran akar yang memiliki sifat fisik terjadinya pengerutan selama waktu setting, pengerutan polimerisasi terjadi karena molekul-molekul bergerak ke area monomer yang belum memiliki pasangan berikatan. Jarak intermolekul dengan rantai polimer akan mengecil akibat adanya ikatan-ikatan intermolukel tersebut sehingga terjadi proses pengeruta

Kesimpulan

Dari penelitian mengenai pengaruh teknik pengisian saluran akar dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh teknik pengisian saluran akar terhadap resiko kebocoran apikal serta teknik kondensasi vertikal menyebabkan kebocoran apikal paling kecil.   Tentang Penulis : SALSABILA FITRI KURNIAWAN (PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2018) sumber : http://eprints.ums.ac.id/62654/12/NASPUB%20UPLOAD%20salsabila.pdf          

Tags :

#alat dan bahan kedokteran gigi #cobr dental indonesia #dental supplier #dental supplier bali #dental supplier bandung #dental supplier jakarta #Dental Supplier Jogja #dental supplier makassar #dental supplier medan #dental supplier online #dental supplier palembang #dental supplier surabaya #diskon alat kesehatan gigi #distributor dental #endodontik #ilmu endodontik #perawatan saluran akar #perwatan endodontik #PT Cobra Dental Indonesia #saluran akar #supplier gigi

Bagikan produk ke :