4 Cara Efektif Mencegah Penyebaran Virus Corona bagi Klinik Anda

Virus Corona telah menyerang ribuan orang di berbagai negara dan menelan ratusan korban jiwa. Agar tidak terkena penyakit infeksi yang sedang mewabah ini, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah penyebaran coronavirus. Penyebab dari wabah ini adalah coronavirus jenis baru yang disebut dengan novelcoronavirus 2019 (2019-nCoV). Coronavirus atau virus corona merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan infeksi saluran pernapasan atas ringan hingga sedang, seperti penyakit flu. Banyak orang terinfeksi virus ini, setidaknya satu kali dalam hidupnya. Penyakit ini termasuk dalam golongan virus yang sama dengan virus penyebab severe acute respiratory syndrome (SARS) dan Middle-East respiratory syndrome (MERS).  

Langkah Mencegah Penularan Virus Corona

Virus ini diperkirakan berasal dari hewan, seperti kelelawar dan unta, dan bisa menular dari hewan ke manusia, serta dari manusia ke manusia. Penularan antarmanusia kemungkinan besar melalui percikan dahak saat batuk atau bersin. Ketika terinfeksi virus Corona, seseorang akan mengalami gejala mirip flu, seperti demam, batuk, dan pilek. Namun, beberapa hari setelahnya, orang yang terserang infeksi virus corona bisa mengalami sesak napas akibat infeksi pada paru-paru (pneumonia). Hingga saat ini, belum ada pengobatan yang dapat menyembuhkan infeksi virus Corona. Oleh sebab itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengimbau agar masyarakat tidak memandang sepele penyakit ini dan senantiasa melakukan tindakan pencegahan. Beberapa langkah yang bisa dilakukan para Dokter gigi untuk mencegah infeksi virus Corona adalah:
  1. Mencuci tangan dengan benar

Mencuci tangan dengan benar adalah cara paling sederhana namun efektif untuk mencegah penyebaran virus 2019-nCoV. Cucilah tangan dengan air mengalir dan sabun, setidaknya selama 20 detik. Pastikan seluruh bagian tangan tercuci hingga bersih, termasuk punggung tangan, pergelangan tangan, sela-sela jari, dan kuku.

Jika sulit menemukan air dan sabun, Anda bisa membersihkan tangan dengan hand sanitizer. Gunakan produk hand sanitizer dengan kandungan alkohol minimal 60% agar lebih efektif membasmi kuman.

Cucilah tangan secara teratur, terutama sebelum dan setelah makan, setelah menggunakan toilet, setelah menyentuh hewan, membuang sampah, serta setelah batuk atau bersin.

  1. Provide supplies untuk pasien.

Pastikan Klinik atau Tempat Praktek untuk menyimpan banyak tisu dan pembersih tangan. Tempatkan di seluruh kantor Anda di mana pasien dan staff dapat dengan cepat mengaksesnya saat dibutuhkan atau memasang dispenser pembersih tangan di ruang tunggu anda, pastikan staff selalu mencuci tangan dan menggunakan alat pelindung (glove dan masker)

   
  1. Menggunakan masker saat Praktek dan beraktivitas

Ada dua tipe masker yang bisa Anda digunakan untuk mencegah penularan virus Corona, yaitu masker bedah dan masker N95.

Masker bedah atau surgical mask merupakan masker sekali pakai yang umum digunakan. Masker ini mudah ditemukan, harganya terjangkau, dan nyaman dipakai, sehingga banyak orang yang menggunakan masker ini saat beraktivitas sehari-hari.

Cara pakai masker bedah yang benar adalah sisi berwarna pada masker harus menghadap ke luar, sementara sisi dalamnya yang berwarna putih menghadap wajah dan menutupi dagu, hidung, dan mulut. Sisi berwarna putih terbuat dari material yang dapat menyerap kotoran dan menyaring kuman dari udara.

Meski tidak sepenuhnya efektif mencegah paparan kuman, namun penggunaan masker ini tetap bisa menurunkan risiko penyebaran penyakit infeksi, termasuk infeksi virus Corona.

Sedangkan masker N95 adalah jenis masker yang dirancang khusus untuk menyaring partikel berbahaya di udara. Jenis masker inilah yang sebenarnya lebih direkomendasikan untuk mencegah infeksi virus Corona. Meski demikian, masker ini kurang nyaman untuk dikenakan sehari-hari dan harganya pun relatif mahal.

Ketika melepaskan masker dari wajah, baik masker bedah maupun masker N95, hindari menyentuh bagian depan masker, sebab bagian tersebut penuh dengan kuman yang menempel. Setelah melepas masker, cucilah tangan dengan sabun atau hand sanitizer, agar tangan bersih dari kuman yang menempel

   
  1. Sterilkan alat-alat Kedokteran gigi menggunakan sterilisasi Autoclave

Artikel ilmiah dan peningkatan publikasi tentang potensi penularan agen infeksi dalam kedokteran gigi telah memusatkan perhatian pada instrumen gigi sebagai agen yang mungkin untuk penularan patogen. American Dental Association merekomendasikan bahwa instrumen bedah dan instrumen lain yang biasanya menembus jaringan lunak atau tulang (misalnya, forceps ekstraksi, bilah pisau bedah, pahat tulang, scaler periodontal, dan bur bedah) digolongkan sebagai perangkat penting yang harus disterilkan setelah setiap penggunaan.

 Instrumen yang tidak dimaksudkan untuk menembus jaringan lunak mulut atau tulang (mis. Kondensor amalgam, dan jarum suntik udara / air) tetapi yang dapat menghubungi jaringan oral diklasifikasikan sebagai semi-kritis, tetapi sterilisasi setelah setiap penggunaan direkomendasikan jika instrumen tersebut tahan panas. Jika item semi-kritis peka terhadap panas, item tersebut harus, paling tidak, diproses dengan disinfeksi tingkat tinggi.

Metode sterilisasi yang dapat digunakan untuk instrumen dan alat alat kedokteran gigi yang tahan panas adalah (autoklaf), uap kimia (formaldehida), dan Dry Heat (mis., 320ºF selama 2 jam). Profesional gigi paling sering menggunakan alat sterilisasi uap. sebagian besar prkatisioner klinis lebih memilih sterlisasi autoklaf B-Class

Alasannya, metode ini dirasa sangat efektif untuk membunuh mikroorganisme hingga ke sporanya. Karena autoklaf mencapai temperatur uap maksimum hingga 250 °F atau sekitar 121 °C dengan tekanan mencapai 103 hingga 206 kPa.

Kelebihan penting lainnya, alat sterilisasi autoklaf yang ada saat ini lebih bersahabat dengan ukuran ruangan. Apalagi sebuah klinik kedokteran gigi kecil yang sering bermasalah dengan pengaturan ruangan untuk alat-alat praktik yang digunakan.

Jadi, sudah siapkah untuk mencegah penyebaran virus Corona dengan menjaga sterilisasi alat kedokteran dengan memiliki autoklaf yang menunjang rumah sakit atau klinik dimana Anda berpraktik?     Sumber : https://www.cdc.gov/infectioncontrol/guidelines/disinfection/healthcare-equipment.html

Bagikan produk ke :