Aplikasi Hidroksiapatit Sebagai Bone Filler Pasca Pencabutan Gigi

Aplikasi Hidroksiapatit Sebagai Bone Filler Pasca Pencabutan Gigi

Trauma yang timbul karena pencabutan gigi akan mengalami proses penyembuhan secara alami namun cacat alveolar hanya akan pulih sebagian. [Sumber Jurnal: Aplikasi Hidroksiapatit Sebagai Bone Filler Pasca Pencabutan Gigi oleh Dyah Rahmawati, Sunarso & Bambang Irawan. Departemen Dental Material Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia.]
PENDAHULUAN Socket preservation adalah prosedur yang dilakukan untuk mengurangi proses kehilangan tulang setelah pencabutan gigi1.Setelah pencabutan gigi, tulang rahang memiliki kecenderungan alami untuk menjadi sempit, dan kehilangan bentuk aslinya karena tulang cepat meresap sehingga mengakibatkan 30-60% penurunan volume tulang dalam enam bulan pertama2.Resorbsi tulang, dapat mengganggu kemampuan dalam menggantikan gigi yang hilang terutama dalam penempatan implan gigi (untuk mengganti gigi), atau estetika dan kemampuan fungsionalnya. Socket preservation berupaya mencegah terjadinya resorbsi tulang dengan memasukkan bahan bone graft ke dalam soket segera setelah proses pencabutan gigi. Dengan prosedur ini, gusi ditarik kembali, gigi dicabut, kemudian bahan bone graft ditempatkan di dalam soket gigi, setelah itu ditutup dengan membran penghalang, dan dijahit3. Kira-kira 30 hari setelah prosedur socket preservation, membran penghalang bisa diangkat, atau menyerap ke dalam tubuh , dan terbentuklah selubung tulang dengan gingiva baru. Setelah pencabutan gigi, alveolar ridge memiliki kehilangan rata-rata lebar 3,8 mm, dan tinggi 1,24 mm dalam waktu enam bulan4.Kehilangan volume tulang ini, dapat menyebabkan gigi tiruan menjadi longgar, atau jumlah lebar tulang yang tidak memadai untuk menempatkan implant5. Secara historis, pelestarian alveolar digunakan sebagai basis gigi palsu konvensional. Kemajuan dalam bidang osseointegration telah memperluas berbagai prosedur untuk mempertahankan volume alveolar ridge untuk penempatan implan gigi . Dalam beberapa kasus, di mana gigi membutuhkan tindakan pencabutan namun gigi lain masih perlu erupsi, socket preservation dapat digunakan untuk mempertahankan tulang setelah pencabutan agar gigi pengganti dapat erupsi dengan sempurna5. Ada beberapa kategori dasar bahan cangkok tulang yaitu autograft, allograft, xenograft,dan alloplastic graft6,7.Autograft dianggap sebagai gold standard perawatan regenerasi tulang karena berasal dari pasien itu sendiri sehingga memiliki sifat osteogenik, osteoinduktif dan osteokonduktif7. Namun, Autografting memiliki kelemahan yaitu sumber donor yang terbatas dan potensi komplikasi pada area donor8.Sedangkan Allografts dan xenografts berisiko penularan penyakit dan dapat membangkitkan reaksi imunologis9-11. Oleh karena itu ada peningkatan dalam pengunaan bahan alloplastic (sintetis) sebagai bahan pencangkokan tulang atau bone graft. Penggunaan bahan sintetis untuk pencangkokan tulang pertama kali di dokumentasikan dan dilaporkan oleh Van Meekeren pada tahun 189212. Sejak saat itu, bahan diklasifikasikan sebagai bioceramics yang telah digunakan secara luas sebagai pengganti cangkok tulang pada manusia. Bahan bioceramics yang paling banyak digunakan untuk pencangkokan tulang pada manusia adalah hydroxyapatite (HA)1, yang memiliki komposisi kimia dan struktur Keyword: Socket Preservation, Bone Graft, Hydroxyapatite kristal mirip dengan tulang13. Oleh karena itu dalam makalah ini akan membahas tentang bagaimana peran Hydroxyapatite (HA) sebagai bone filler pasca pencabutan gigi.

Klik Disini Untuk Produk Cabut Gigi Di Cobra Dental

SOCKET PRESERVATION Tulang cenderung mengalami kehilangan volume ketika telah mengalami tindakan pencabutan gigi. Pengeroposan tulang dapat mengganggu kemampuan dalam menggantikan gigi yang hilang terutama dalam penempatan implan gigi (untuk mengganti gigi), atau untuk faktor estetika dan kemampuan fungsionalnya. Socket preservation merupakan prosedur untuk mengurangi kehilangan tulang setelah tindakan pencabutan gigi4. Ada beberapa bahan yang bisa digunakan untuk bahan socket preservation yaitu autograft, allograft, xenograft,dan alloplastic graft6,7. HIDROKSIPATIT Hidroksiapatit (HA) adalah bahan alloplastik yang umum digunakan sebagai pengganti cangkok tulang/bone graft karena memiliki sifat bioaktif yaitu osteoconduction. Keuntungan menggunakan HA sebagai bioceramic atau biomaterial dibandingkan dengan bioceramics lainnya adalah kemiripannya dengan komponen anorganik tulang dan gigi. Hidroksiapatit secara kimiawi adalah Ca5 (PO4) 3OH tetapi sering ditulis sebagai Ca10 (PO4) 6 (OH) 214. HA sangat biokompatibel dan tidak menimbulkan respon inflamasi15. Ketika HA ditanamkan ke dalam tubuh maka akan terbentuk lapisan yang tersusun atas carbonat apatit yang berfungsi meningkatkan fiksasi implan pada jaringan sekitarnya16. Hidroksiapatit paling banyak ditemukan dalam bentuk porus. Dalam beberapa uji in vivo, HA dalam bentuk porus memiliki aktifitas regenerasi tulang yang baik17,18. PEMBAHASAN Proses pencabutan gigi akan menimbulkan trauma pada tulang alveol. Saat proses pencabutan dilakukan, jaringan lunak dan jaringan keras akan mengalami trauma. Trauma yang timbul karena pencabutan gigi akan mengalami proses penyembuhan secara alami namun cacat alveolar hanya akan pulih sebagian. Seiring dengan pertumbuhan tulang, terjadi juga proses resorpsi di alveolar ridge19. Resorpsi menyebabkan tulang alveolar menjadi rendah, bulat, atau datar dari arah vertikal dan palatal20. Hilangnya penyangga tulang alveolar akan mempengaruhi retensi, stabilitas, dan kenyamanan dalam penggunaan gigi palsu; Oleh karena itu, sangat penting untuk menjaga alveolar ridge setelah pencabutan gigi. Socket preservation mampu mengatasi resorbsi tulang alveol pasca pencabutan gigi. Socket preservation dengan bone graft dapat menjadi solusi untuk menjaga dimensi dan kontur ridge21. Hidroksiapatit merupakan biomaterial yang bisa digunakan sebagai bone graft. Hidroksiapatit memiliki struktur kristal yang identik dengan tulang. Hal ini menyebabkan hidroksiapatit bersifat osteokonduksi dan osteointegrasi22 serta biokompatibel. Mikroarsitektur hidroksiapatit yang berporous dapat mempercepat proses vaskularisasi, membentuk ikatan yang kuat antar tulang yang merupakan faktor penting dalam proses osteointegrasi dan menjadi media perlekatan untuk mesenchymal steam cell dan osteoblast untuk hidup dan berproliferasi dengan baik di dalam tulang yang rusak sehingga dapat meningkatkan proses regenerasi tulang23. Hidroksiapatit di dalam soket akan merangsang pelepasan sitokin dari sel endotel melalui reaksi inflamasi. Sturuktur hidroksiapatit yang berporous akan mengikat sitokin dan merangsang mesenchymal stem cells untuk berdiferensiasi menjadi osteoblas, kondroblas, dan fibroblas24. Osteoblas dan kondroblas akan menghasilkan TGF-β1 selama proses penyembuhan23. TGF-β1 akan merangsang pembentukan tulang dengan menginduksi proses diferensiasi dari mesenchymal stem cells menjadi osteoblas. Proses penempelan osteoblast pada permukaan matriks hidroksiapatit berlangsung perlahan sampai sel-sel menyebar ke seluruh permukaan58. Pada fase pemulihan, sel osteoblas akan matang dan melakukan proses pembentukan matriks kemudian osteoblas akan mensekresikan ALP untuk proses mineralisasi23. ALP akan memutus ikatan fosfat sehingga ion fosfat dan ion kalsium akan membentuk ikatan kalsium-fosfat berupa kristal hidroksiapatit, yang akhirnya mengendap di tulang dan mempercepat terjadinya proses kalsifikasi tulang. Hidroksiapatit (Ca10 (PO4) 6 (OH) 2) dapat meremineralisasi jaringan tulang yang hilang atau rusak tanpa menyebabkan reaksi penolakan oleh tubuh. Sifat bioaktif hidroksiapatit dapat membantu perlekatan ke jaringan tulang dan memberikan respons biologis spesifik sehingga dapat merangsang sel osteoblas untuk menghasilkan jaringan tulang baru dan dapat membantu proses regenerasi tulang26. Namun secara in vivo ada beberapa kelemahan dari biomaterial berbasis HA yaitu degradasinya dan penyerapan yang lambat27. HA sangat kristalin karena proses sintering dan memiliki ukuran partikel lebih besar dari pada bone apatit. Partikel-partikel besar ini sangat tahan terhadap biodegradasi dalam tubuh, osteokonduksi mereka sangat rendah, dan mereka tidak dapat didegradasi dengan cepat oleh osteoklas28. Selain itu HA cukup mahal karena proses fabrikasi hidroksiapatit yang membutuhkan suhu tinggi27.

Segera Kunjungi Official Shopee Untuk Produk-Produk Terbaik Cobra Dental

KESIMPULAN Hidroksiapatit merupakan biomaterial sintetik yang mampu memperbaiki kerusakan tulang dan jaringan setelah tindakan pencabutan gigi dan mampu meregenerasi tulang sehingga meminimalisir terjadinya resorbsi tulang pasca pencabutan gigi. Namun karena HA memiliki kelemahan degradasi dan penyerapan yang lambat maka perlu pengembangan lebih lanjut biomaterial sebagai bone graft. DAFTAR PUSTAKA
  1. Šupová M. Problem of hydroxyapatite dispersion in polymer matrices: a review. Journal of Materials Science: Materials in Medicine 2009;20(6):1201-13.
  2. Fickl S, Zuhr O, Wachtel H, et al. Dimensional changes of the alveolar ridge contour after different socket preservation techniques. Journal of Clinical Periodontology 2008;35(10):906-13.
  3. Tassos Irinakis D, Dip Perio, MSc, FRCD(C). Rationale for Socket Preservation after Extraction of a Single-Rooted Tooth when Planning for Future Implant Placement. J Can Dent Assoc. 72 (10): 917-22 desember 2006.
  4. Hämmerle CHF, Araújo MG, Simion M, Group OBotOC. Evidence-based knowledge on the biology and treatment of extraction sockets. Clinical Oral Implants Research 2012;23(s5):80-82.
  5. Miloro M, Peterson LJ. Peterson’s principles of oral and maxillofacial surgery. 2012.
  6. Sankaran S, Naot D, Grey A, Cundy T. Paget’s disease in patients of Asian descent in New Zealand. Journal of Bone and Mineral Research 2012;27(1):223-26.
  7. Fernandez de Grado G, Keller L, Idoux-Gillet Y, et al. Bone substitutes: a review of their characteristics, clinical use, and perspectives for large bone defects management. J Tissue Eng 2018;9:2041731418776819.
  8. Damien CJ, Parsons JR. Bone graft and bone graft substitutes: A review of current technology and applications. Journal of Applied Biomaterials 1991;2(3):187-208
  9. Vaccaro AR. The role of the osteoconductive scaffold in synthetic bone graft. Orthopedics 2002;25(5):S571-S78
  10. Betz RR. Limitations of autograft and allograft: new synthetic solutions. Orthopedics 2002;25(5):S561-S70.
  11. Molly L, Vandromme H, Quirynen M, et al. Bone formation following implantation of bone biomaterials into extraction sites. Journal of periodontology 2008;79(6):1108-15.
  12. Carson JS, Bostrom MP. Synthetic bone scaffolds and fracture repair. Injury 2007;38(1):S33-S37.
  13. Ana ID, Matsuya S, Ishikawa K. Engineering of carbonate apatite bone substitute based on composition-transformation of gypsum and calcium hydroxide. Engineering 2010;2(05):344
  14. Pokhre S. Hydroxyapatite: preparation, properties and its biomedical applications. Advances in Chemical Engineering and Science 2018;8(04):225
  15. Fernandez de Grado G, Keller L, Idoux-Gillet Y, et al. Bone substitutes: a review of their characteristics, clinical use, and perspectives for large bone defects management. Journal of tissue engineering 2018;9:2041731418776819
  16. O’Hare P, Meenan BJ, Burke GA, et al. Biological responses to hydroxyapatite surfaces deposited via a co-incident microblasting technique. Biomaterials 2010;31(3):515-22.
  17. Kim JM, Son JS, Kang SS, Kim G, Choi SH. Bone regeneration of hydroxyapatite/alumina bilayered scaffold with 3 mm passage-like medullary canal in canine tibia model. BioMed research international 2015;2015
  18. Son JS, Appleford
  19. M, Ong JL, et al. Porous hydroxyapatite scaffold with three-dimensional localized drug delivery system using biodegradable microspheres. Journal of Controlled Release 2011;153(2):133-40
  20. Kubilius M, Kubilius R, Gleiznys A. The preservation of alveolar bone ridge during tooth extraction. Stomatologija 2012;14(1):3-11
  21. Kumar P, Vinitha B, Fathima G. Bone grafts in dentistry. Journal of pharmacy & bioallied sciences 2013;5(Suppl 1):S125
  22. Shakibaie-M B. Comparison of the effectiveness of two different bone substitute materials for socket preservation after tooth extraction: a controlled clinical study. International Journal of Periodontics & Restorative Dentistry 2013;33(2)
  23. Al-Sanabani JS, Madfa AA, Al-Sanabani FA. Application of calcium phosphate materials in dentistry. International journal of biomaterials 2013;2013
  24. Kamadjaja MJ, Tumali BA, Laksono H, et al. Effect of Socket Preservation Using Crab Shell-Based Hydroxyapatite in Wistar Rats. Recent Adv Biol Med 2020;6(2):13310.
  25. Barradas A, Yuan H, van Blitterswijk CA, Habibovic P. Osteoinductive biomaterials: current knowledge of properties, experimental models and biological mechanisms. Eur Cell Mater 2011;21(407):29.
  26. Ardhiyanto HB. Stimulasi Osteoblas Oleh Hidroksiapatit Sebagai Material Bone Graft Pada Proses Penyembuhan Tulang. STOMATOGNATIC-Jurnal Kedokteran Gigi 2015;9(3):162-64
  27. Rakhmatia YD, Ayukawa Y, Furuhashi A, Koyano K. Carbonate apatite containing statin enhances bone formation in healing incisal extraction sockets in rats. Materials 2018;11(7):1201.
  28. Prakasam M, Locs J, Salma-Ancane K, et al. Fabrication, Properties and Applications of Dense Hydroxyapatite: A Review. J Funct Biomater 2015;6(4):1099-140.61. 28. Balasundaram G, Sato M, Webster TJ. Using hydroxyapatite nanoparticles and decreased crystallinity to promote osteoblast adhesion similar to functionalizing with RGD. Biomaterials 2006;27(14):2798-805.

Tags :

#alat kesehatan dokter gigi #dental supplier #dental unit #diskon alat kesehatan gigi

Bagikan produk ke :