Fenomena bersepeda saat pandemi : Tips & Trick agar aman

Dengan penyebaran Virus Corona di berbagai negara di dunia, termasuk Indonesia, berbagai pembatasan telah diberlakukan. Aktivitas fisik juga menjadi aspek kehidupan yang dipengaruhi oleh situasi ini. Di satu sisi, dianjurkan untuk berolahraga selama pandemi untuk meningkatkan kekebalan tubuh, tetapi di sisi lain, itu harus dilakukan dengan cara yang aman.     Dibandingkan dengan olahraga outdoor lainnya, salah satu jenis olahraga yang dianggap memiliki risiko rendah infeksi Covid-19 adalah bersepeda. Namun, beberapa pedoman masih perlu dipertimbangkan untuk memastikan bahwa kegiatan ini dilakukan dengan aman agar tidak menyebabkan penyakit. David Nieman, seorang profesor kesehatan di Appalachian State University dan direktur Human Performance Laboratory di North Carolina Research Park, mengatakan bahwa selama kita sendirian, aman untuk mengendarai sepeda. Ketika orang-orang berkumpul bersama dan seseorang bersin atau batuk, tetesan air mengenai benda yang disentuh orang, dan kemudian orang menyentuh wajah, sehingga membentuk infeksi. Jika anda ingin bersepeda ikutilah pedoman berikut ini :
  1. Pastikan kesehatan Anda & gunakan Masker

    Pastikan kondisi kesehatan diri anda, dengan konsultasi ke dokter seberapa bugar anda dan jika baru bersepeda jangan ikuti teman yang sudah terbiasa bersepeda jarak jauh. Harus bertahap dan dibiasakan. Jangan lupa mengenakan masker ketika berinteraksi dengan orang lain untuk menghindari droplet dan aturlah intensitas kecepatan anda bersepda untuk mengatur nafas agar tidak sesak nafas jika menggunakan masker, sementara penggunaan face shield saja tidak dianjurkan dikarenakan masih ada celah untuk droplet. Serta dianjurkan untuk membawa masker cadangan untuk mengganti masker yang basah karena keringat.
  2. Jangan Berkumpul dan tetap menjaga jarak

    Diharapkan penggunaan sepeda untuk seusai kebutuhannya, tidak perlu berkumpul-kumpul dan tetap patuhi protokol kesehatan dengan menjaga jarak setidaknya 1,5 meter dari orang lain untuk dapat membantu mengurangi risiko penyebaran virus. Bersepeda sendirian dan menghindari orang lain adalah pilihan terbaik. Artinya, kita harus menghindari tempat ramai dan menemukan jalan yang berbeda untuk keselamatan semua orang.  
  3. Gunakan Alat keselamatan berkendara & Tertib lalu lintas

    Gunakanlah Alat keselamatan berkendara seperti Helm, sarung tangan, lampu pencahayaan ataupun baju reflektif demi keselamatan dalam bersepeda dan untuk menghindari kecelakaan yang tidak diinginkan, patuhilah jalur bersepeda yang telah disediakan serta tata tertibnya dengan tidak memenuhi ruas jalan karena dapat menggangu pengguna jalan lainnya

     

KONTRA :  ikut trend ?

Di sisi lain Sidiq Harim, seorang sosiolog di Universitas Jajadamada, mengatakan ini untuk membuktikan apakah kesadaran atau kelatahan pengendara sepeda akan meningkat setelah pandemi Covid-19. Sidiq mengatakan"Kesadaran atau kelatahan baru bisa benar-benar kita pastikan nanti pasca-pandemi, Namun, Sidiq melihat fenomena bersepeda kali ini, tetapi justru menimbulkan gejala negatif. Karena banyak pengendara sepeda menempati ruang kota. Menurutnya, orang-orang yang penuh sepeda di jalanan pada waktu itu adalah mereka yang memenuhi jalanan dengan klakson dan asap mobil sebelum pandemi. Selain itu, lebih baik warga bersepeda hanya untuk area dengan tujuan dekat, seperti ke toko atau tempat kerja yang dekat. Agar protokol itu dipatuhi, pemerintah pun  perlu mengatur jumlah maksimal pengguna sepeda dalam satu kelompok dan jarak terjauh yang diperbolehkan. Pemerintah juga harus mengatur lajur dan marka jalan untuk pesepeda agar tidak mengganggu pengguna jalan lain.   Baca juga : mengapa pasien dan dokter gigi wajib menggunakan masker     

Tags :

#cfd #fenomena bersepeda saat pandemi #sepeda

Bagikan produk ke :