Berkat kemajuan ergonomi yang terjadi selama bertahun-tahun, para profesional di bidang kedokteran gigi telah dapat memodifikasi dan mengoptimalkan lingkungan kerja mereka. Meningkatkan kapasitas, instrumen, pembesaran gambar, pencahayaan, dan penggunaan sarung tangan telah memberikan cara untuk menjamin keseimbangan yang tepat antara pekerjaan dan kemampuan masing-masing dokter gigi. Dalam artikel ini, kami akan menunjukkan aspek-aspek umum yang perlu diperhatikan.
Kursi Gigi/Dental Stool
Salah satu aspek terpenting bagi spesialis gigi adalah kursi. Menemukan kursi yang tepat adalah subjek yang kompleks di mana terdapat banyak kesalahpahaman. Studi menunjukkan bahwa dokter gigi yang duduk 80 hingga 100% sepanjang hari memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami masalah punggung. Duduk terlalu lama di kursi yang dirancang buruk dengan dukungan lumbar yang tidak memadai atau tidak disesuaikan dengan baik adalah faktor yang berkontribusi pada kelelahan otot dan nyeri punggung. Dokter gigi terus-menerus menyesuaikan posisinya untuk meningkatkan akses visual dan menyesuaikan dengan gerakan setiap pasien. Kursi harus memiliki dasar yang kaku, tidak terlalu lebar (25% lebih lebar dari bokong spesialis) dan dapat disesuaikan tinggi. Ketika kaki sejajar, sudut antara tulang belakang dan paha harus 90 hingga 110 derajat. Sudut kurang dari 90º akan memflattkan kelengkungan lumbar tulang belakang dan sudut lebih dari 110º memberi perasaan meluncur keluar dari kursi. Oleh karena itu, saat memilih kursi gigi, harus dipastikan bahwa kursi tersebut berfungsi dalam posisi tubuh yang alami.
Kursi untuk Pasien
Ketika pasien ditempatkan di kursi gigi, hasil optimal diperoleh ketika rongga mulut ditempatkan pada ketinggian yang sama dengan tinggi jantung dokter gigi ketika pasien berbaring. Menempatkan rongga mulut di atas tingkat jantung akan membatasi penglihatan dan meningkatkan kelelahan bahu. Di sisi lain, penempatan rongga mulut di bawah ketinggian yang direkomendasikan akan menghasilkan posisi kerja yang tidak alami, termasuk kemiringan kepala yang lebih besar, fleksi torsso depan dan/atau lateral.
Alat-alat gigi
Desain atau lokasi instrumen dapat memainkan peran penting dalam mencegah efek negatif di masa depan pada kesehatan muskuloskeletal dari spesialis yang sering bertanggung jawab memilih dan memelihara instrumen dan peralatan mereka sendiri. Meskipun desain instrumen telah berkembang sejak diciptakannya, para profesional gigi sering memilih instrumen berdasarkan pengetahuan daripada kualitas atau properti spesifik yang sebenarnya. Tujuan pemilihan instrumen yang tepat haruslah untuk mengurangi usaha penggunaan dan memudahkan penggunaannya.
Bidang pandang
Ketika ingin melihat lapangan operasi dengan jelas, beberapa spesialis mungkin tergoda untuk mengorbankan postur kerja mereka dengan mendekat ke pasien. Melalui penggunaan sistem pembesaran yang berbeda, seperti kacamata operasi, para profesional gigi dapat meningkatkan jarak kerja mereka dan mengadopsi postur tubuh yang lebih tegak. Akibatnya, pembesaran dapat memainkan peran penting dalam mengurangi postur kerja yang tidak nyaman, terutama dalam membungkukkan leher ke depan.
Pencahayaan
Posisi cahaya yang tepat sangat penting dalam memengaruhi posisi dokter gigi selama perawatan. Tujuan dari pencahayaan yang baik adalah untuk membebaskan pekerjaan dari bayangan dan fokus pada lapangan tindakan. Hal ini tidak hanya meningkatkan visibilitas, tetapi juga mengurangi posisi kerja yang tidak nyaman. Untuk pencahayaan yang optimal, garis cahaya harus sesuai dengan garis pandang sebanyak mungkin. Secara umum, satu sumber cahaya dapat memberikan visi yang cukup untuk merawat pasien yang berbaring telentang. Untuk perawatan maksila dan rahang, sumber cahaya harus berada langsung di atas dan sedikit di belakang rongga mulut pasien. Setelah pasien ditempatkan dengan benar, cahaya harus ditempatkan di atas kepala dokter untuk memungkinkan jangkauan yang baik.
Sarung tangan
Sarung tangan harus dipakai secara rutin karena alasan kebersihan. Sarung tangan harus memiliki ukuran yang cukup, ringan dan fleksibel. Sarung tangan yang ketat dapat menyebabkan nyeri pada tangan, terutama di bagian dasar ibu jari. Hal ini sering terjadi karena tekanan jaringan ketika sarung tangan terlalu kecil atau terlalu longgar: ketika tidak dipakai dengan benar untuk waktu yang lama, sarung tangan dapat menekan bagian belakang tangan, mengencangkan otot di bagian dasar ibu jari, dan mengurangi sirkulasi darah di tangan.
Faktor tambahan dalam memilih sarung tangan yang tepat adalah bahan. Meskipun sarung tangan lateks kadang-kadang memiliki beberapa masalah, seperti sensitivitas atau alergi pada beberapa dokter dan pasien, terdapat alternatif dengan bahan lain, seperti vinil, nitril, dan poliisoprena, meskipun mungkin tidak pas. Alternatif yang lebih baru dan lebih baru lagi adalah penggunaan sarung tangan kloroprena yang menawarkan ketahanan tusukan yang sangat tinggi dan ditemukan lebih fleksibel daripada vinil.
Jika Anda ingin tahu lebih banyak tentang ergonomi di klinik gigi, jangan ragu untuk membaca artikel selanjutnya!