Panduan Dokter Gigi Pada New Normal

[caption id="attachment_115660" align="alignnone" width="1102"] Copyright: Dentalcare.com[/caption]

Salah satu tantangan terberat selama pandemi COVID-19 adalah pemeriksaan dan pengobatan masalah gigi. Tidak sedikit pula praktik gigi yang tutup selama pandemi untuk mengurangi jumlah individu yang terkena. Namun, kondisi ini justru meningkatkan penderitaan pasien yang membutuhkan perawatan gigi secara mendesak. Belum lagi soal penularan virus SARS-Cov-2 yangdapat terjadi melalui partikel aerosol yang dihasilkan dari beberapa prosedur gigi. Aerosol dapat mengandung dropletdari orang yang terinfeksi. Sementara saat gigi diperiksa, mau tidak mau, melibatkan kontak dengan bagian mulut yang merupakan sumber droplet(saliva) [1]. Kondisi ini pada akhirnya menyebabkankebanyakan orang enggan untuk berobat gigi.Alhasil, permasalahan gigi dan mulut yang terjadi sedikit banyak dipengaruhi oleh “rasa takut dan khawatir” akan tertular COVID-19. Melihat pasien kini sudah sadar betul akan pentingnya penerapan protokol kesehatan yang ketat di klinik gigi, sudah seharusnya panduan dokter gigi pada new normal diterapkan dengan baik, sehingga pasien merasa aman dan tidak khawatir lagi saat berobat ke dokter gigi selama pandemi.

Baca Juga Artikel Terkait Panduan terbaru dari CDC untuk Klinik Gigi

Panduan dokter gigi pada new normal

Menurut panduan dokter gigi pada new normal (per 29 Mei 2020), perawatan elektif untuk pasien gigi dengan suspek COVID-19 alangkah lebih baikditunda dulu sampai pasien selesai menjalani isolasi mandiri. Sementara untuk pasien dengan suspek COVID-19 yang membutuhkan perawatan gigi darurat atau mendesak, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC),American Dental Association (ADA), Administrasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (OSHA),dan lembaga resmi lainnya merekomendasikan untuk [2, 3, 4, 5, 6]:
  • Selalu ikuti tindakan pencegahan standar, kontak, dan udara, termasuk praktik kebersihan tangan.
  • Batasi jumlah penyedia layanan kesehatan gigi yang hadir selama prosedur, hanya yang memiliki keperluan penting untuk perawatan pasien dan dukungan prosedur.
  • Pengunjung juga harus dibatasi bagi mereka yang membutuhkan perawatan secara mendesak.
  • Hindari penggunaan kipas angin atau AC di langit-langit ataudepan kursi pasien yang arah anginnya mengarah dari pasien keoperator selama prosedur dilakukan.
  • Letakkan AC atau kipas angin yang tepat dengan posisi di belakang operator dan biarkan aliran udaranya menuju pasien.
  • Apabila menggunakan AC, pastikan AC menggunakan aliran udara dariluar. Jika tidak, maka diperlukan pemasangan filter untuk memastikan AC tidak menyedot udara dari dalam ruangan. Selain itu, AC harus sering diservis dan filternya dibersihkan.
  • Bila memungkinkan, lakukan prosedur di ruang bertekanan negatif (airborne infection isolation room atau AIIR) untuk prosedur gigi yang menimbulkan aerosol.
  • Pertimbangkan untuk menggunakan radiografi ekstraoral daripada intraoral, misalnya radiografi panoramik, untuk menghindari refleks muntah.
  • Gunakan HVE (high volume evacuator), seperti aerosol suction machine,untuk meminimalkan percikan tetesan dan pembentukan aerosol.
  • Kekuatan vakum aerosol harus lebih dari 100 cfm dan dikalibrasi sebulan sekali.
  • Bila perlu, tambahkan iradiasi ultraviolet  (UV) dalam ruang praktik untuk pembersihan udara yang lebih maksimal.
  • Gunakan jahitan resorbable, yaitu jahitan yang bertahan 3-5 hari di rongga mulut, untuk mengurangi kebutuhan tindakan lanjutan.
  • Selalu desinfeksi permukaan dengan bahan kimia yang disetujui oleh EPA dan pertahankan lingkungan kerja tetap kering.
  • Selalu kenakan APD lengkap, termasuk masker, kacamata atau pelindung wajah, sarung tangan, dan baju hazmat.

Panduan dokter gigi untuk perawatan lanjutan pasien

Adapun panduan dokter gigi pada new normalterkaitperawatan lanjutanyang aman untuk pasien adalah sebagai berikut [2, 3, 4, 5, 6]:
  • Mengirim surat jaminan pasien.
  • Menerapkan proses penyaringan melalui messages, telepon, atau emailuntuk memastikan bahwa pasien dengan gejala COVID-19 atau baru-baru ini terinfeksi tidak melakukan perawatan ke klinik gigi.
  • Memperluas proses pendaftaran di kantor, yang bertujuan untuk:
    • Menyaring pasien dengan gejala COVID-19 atau baru-baru ini terinfeksi.
    • Menyediakan stok masker wajah yang tepat.
    • Memeriksa suhu pasien (<100,4°F) dengan termometer.
    • Menyediakan tisu atau bahan untuk membersihkan pena, papan klip, penghitung, telepon, keyboard, sakelar lampu, dan permukaan lainnya yang sering disentuh.
  • Memperpanjang jeda waktu antar pasien untuk pembersihan dan dekontaminasi ruang pemeriksaan yang tepat.
  • Membatasi jumlah pasien di ruang tunggu (physical distancing).
  • Menggunakan tele-dentistry, seperti konsultasi video real-time untuk menentukan apakah masalah pasien dapat ditangani dari jarak jauh atau sifatnya mendesak.

Perlunya alat kedokteran gigi tambahan

Seperti yang Anda ketahui, aerosol adalah salah satu media penularan virus corona, karena dapat mengandung  mikroorganisme berbahaya yang berasal dari jaringan pasien atau dari alat-alat yang sudah terkontaminasi dengan dropletpasien, baik itu air liur, darah, ataupun cairan pernapasan. Parahnya lagi, aerosol yang dihasilkan selama proses perawatan gigi ini bisa tinggal di udara selama berjam-jam, sebelum jatuh ke permukaan suatu benda atau masuk ke saluran pernapasan [7]. Hal ini tentunya membuat tingkat keamanan dan kebersihan di lingkungan rumah sakit atau klinik gigi menjadi rawan penularan COVID-19 dan kerap membuat pasien enggan berobat ke dokter gigi selama pandemi. Lantas, adakah solusinya agar dokter gigi, asisten, dan seluruh tim yang bertugas, serta pasien tetap aman selama menjalani perawatan gigi di klinik atau rumah sakit? Jawabannya adalah ya! Salah satu poin penting dalam pedoman dokter gigi pada new normal adalah menggunakan HVE (high volume evacuator), sepertiaerosol suctionsystempada saat praktik pada pasien yang menghasilkan aerosol. Alat ini mampu menyedot partikel aerosol,agar tidak menetap lama di udara dan mencegah penularan COVID-19 [8]. Dengan hadirnya vakum aerosol, Anda, tim Anda, dan pasien Andaakan jauh lebih aman dan sehat selama berada di lingkungan klinik gigi.

Mengenal Coxo Aerosol Suction Machine

CoxoAerosol Suction Machinedari Cobra Dental adalah salah satu rekomendasi mesinpengisap aerosoldengan daya isap yang sangat tinggi, sehingga mampu menyedot semua partikel kecil yang ada di udara, termasuk aerosol. Hadir dengan versi yang sudah di-upgrade, aerosol vacuum ini memiliki:
  • Tingkat kebisingan yang lebih rendah.
  • Daya isap 20% lebih besar dan kuat.
  • Panel kontrol yang lebih tinggi.
  • Lengan hisap lebih panjang dan lebih fleksibel.
  • Empat lapisan penyaring (filtrasi) agar lebih aman.
  • Mampu membunuh virus dengan efisiensi yang lebih tinggi.
  • Lebih banyak lampu UV untuk memaksimalkan pembersihan udara dalam ruangan.
Wabah COVID-19 telah menjadi keadaan darurat yang sangat menantangdalam sistem perawatan kesehatan di seluruh dunia.Penggunaan aerosol suction systempun menjadi bagian penting dari pedoman dokter gigi pada new normal. Hal ini bertujuan meningkatkan keamanan dan kebersihan di lingkungan rumah sakit dan klinik, serta menghilangkan kekhawatiran pasien saat berobat ke dokter gigi selama pandemi. Referensi: [1] Agency for Healthcare Research and Quality (ARHQ). COVID-19 and Dentistry: Challenges and Opportunities for Providing Safe Care [Internet]. Diakses pada 13 Oktober 2021. Tersedia di: https://psnet.ahrq.gov/primer/covid-19-and-dentistry-challenges-and-opportunities-providing-safe-care. [2] Centers for Disease Control and Prevention (CDC). Guidance for Dental Settings [Internet]. Diakses pada 13 Oktober 2021. Tersedia di: https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/hcp/dental-settings.html. [3] American Dental Association (ADA). ADA Dental Service Restrictions in COVID-19 [Internet]. Diakses pada 13 Oktober 2021. Tersedia di: https://www.ada.org.au/Covid-19-Portal/Dental-Professionals. [4] Occupational Safety and Health Administration (OSHA). Dentistry Workers and Employers [Internet]. Diakses pada 13 Oktober 2021. Tersedia di: https://www.osha.gov/coronavirus/control-prevention/dentistry. [5] Jiang et al. Changes in oral health policies and guidelines during the COVID-19 pandemic. Frontiers in Oral Health [Internet]. 2021 [13 Oktober 2021].2: 27. DOI: https://doi.org/10.3389/froh.2021.668444. [6] Ilangovanet al. Recommendations for dental management during COVID-19 pandemic. SBV Journal of Basic, Clinical and Applied Health Science [Internet]. 2020 [13 Oktober 2021].3 (2): 56-58. DOI: https://jbcahs.sbvjournals.com/doi/JBCAHS/pdf/10.5005/jp-journals-10082-02248. [7] Alharbi et al. Guidelines for dental care provision during the COVID-19 pandemic. Saudi Dent J[Internet]. 2020[13 Oktober 2021]. 32(4):181-186. DOI:10.1016/j.sdentj.2020.04.001. [8] Junevicius et al. Effectiveness evaluation of different suction systems. Stomatologija[Internet]. 2005 [13 Oktober 2021].7(2):52-57. PMID: 16254467.

Informasi pemesanan produk untuk klinik dokter gigi silahkan hubungi Whatsapp Cobra Dental

Tags :

#alat dan bahan kedokteran gigi #alat kesehatan dokter gigi #asisten dokter gigi #asisten gigi #cobradental #dental supplier #dental supplier jakarta #dental supplier medan #dental unit

Bagikan produk ke :