Prosedur Gigi Terkait dengan Aerosol di Klinik Kedokteran Gigi

Prosedur Gigi Terkait dengan Aerosol di Klinik Kedokteran Gigi

Masa Pandemi Covid-19 dan Adaptasi Kebiasaan Baru dalam Bidang Kedokteran Gigi. Skema Kemungkinan Jalur Transmisi Virus Melalui Aerosol. [Image on Internet]. 2020 [updated 2020; cited 2021 Sep14]. Available from: UPT Unhas Press

Penularan atau transmisi virus Covid-19 salah satunya dapat terjadi melalui aerosol yang dihasilkan selama prosedur perawatan gigi dan mulut. Kondisi tersebut dapat meningkatkan terjadinya risiko kontaminasi silang yang mungkin terjadi antara dokter gigi, asisten dokter gigi dan pasaien sendiri. Sehingga, dapat disimpulka bahwa aerosol yang dihasilkan saat prosedur perawatan gigi dan mulut sama halnya dengan infeksi pernapasan lainnya. Baik dokter gigi, asisten dokter gigi dan pasien memungkinkan menjadi penyebab transmisi virus Covid-19 saat batuk, bersin, hingga saat melakukan tindakan pada gigi yang menggunakan instrument ultrasonic sehingga menghasilkan sekresi saliva atau daerah berupa aerosol [1]. Prosedur tindakan perawatan gigi di klinik kedokteran gigi menghasilkan sejumlah besar aerosol, sehingga proteksi memiliki urgensi yang sangat penting dalam menghindari transmisi virus covid-19. Mengingat semakin tingginya kasus infeksi virus Covid-19, Persatuan Dokter Gigi Indonesia mengeluarkan panduan pelaksanaan pelayanan gigi dan mulut sehingga dokter gigi dapat membuka praktik kembali saat pandemi. Salah satu alat yang dapat mengurangi transmisi virus covid-19 dalam praktik kedokteran gigi adalah extraoral suction. Extraoral suction berfungsi untuk menangani aerosol yang dihasilkan saat adanya tindakan pada gigi dan mulut. Rekomendasi AAOMS terkait Prosedur Tindakan Kedokteran Gigi [2]
  1. Setiap prosedur tindakan perawatan gigi akan selalu berkaitan denga rongga mulut sehingga berisiko menghasilkan aerol yang mungkin mengandung virus covid-19. Sehingga tempat praktik harus sesuai dengan standard an dokter gigi serta asisten dokter gigi harus menggunakan Alat PelindungDiri (APD) lengkap yang sesuai.
  2. Pasien yang ingin melakukan prosedur pencabutan gigi namun tidak dalam kondisi darurat dapat ditunda terlebih dahulu untuk mencegah kemungkinan terjadinya transmisi virus Covid-19.
  3. Bagi Pasien dalam Pemantauan (PDP) serta pasien yang positif Covid-19 yang mengalami infeksi mulut dan rahang, penyakit aktif dan kritis pada mulut dan rahang harus ditangani dengan APD yang lebih ketat yaitu masker N95, full faceshield atat PAPR/CAPR (Powered/Controlled Air Purifying Respirator).
  4. Pasien dengan penundaan perawatan bedah lebih dari enam minggu yang kondisinya semakin memburuk atau tidak dapat lagi dilakukan penundaan tindakan lebih lama lagi harus segera dilakukan skrining dan ditangani dengan APD yang lengkap.
Tiga Jalur Utama Transmisi Virus Covid-19 dalam Praktik Kedokteran Gigi [3]
  1. Penyebaran melalaui kontak dengan aerosol, droplet, mukosa nasal, dan konjungtiva yang kemungkinan mengandung virus COvid-19 dapat terjadi, terlebih apabila kontak antara dokter gigi dan pasien berada pada jarak yang dekat.
  2. Transmisi virus covid-19 dapat bertaham pada beberapa permukaan benda seperti kaca, logam dan olastik dalam waktu tertentu [4].
  3. Transmisi virus covid-19 dapat terjadi di udara (airborne). Beberapa tindakan dalam praktik kedokteran gigi dapat menghasilkan aerosol yang mengandung virus Covid-19, hal ini dapat terjadi ketika highspeed handpiece digunakan pada mulut pasien maka akan menghasilkan aerosol yang dapat bercampur dengan saliva dan darah [5].
Sterilisasi dan Desinfeksi pada Ruang Pelayanan Dokter Gigi yang Disarankan CDC [6,7]
  1. Handpiece dan instrument low speed harus disterilkan terlebih dahulu menggunakan pasien sebelum digunakan kepada pasien
  2. Proses sterilisasi dan desinfeksi harus sesuai dengan standar operasonal yang berlaku.
  3. Petugas yang melakukan sterilisasi dan desinfeksi merupakan petugas terlatih yang sudah melalui proses sertifikasi tertentu
  4. Ketika melakukan proses sterilisasi dan desinfeksi pada peralatan yang terkontaminasi, petugas wajib menggunakan APD yang sesuai
  5. Dalam memastikan efektifikas dari proses sterilisasi dan desinfeksi yang dilakukan, petugas wajib menggunakan monitor mekanis, biologis dan kimiawi.
Transmisi virus covid-19 salah satunya dapat terjadi dalam praktik kedokteran gigi. Penularan dapat terjadi melalui aerosol selama praktik dan tindakan. Sehingga, dalam mengantisipasi dan menekan lebih lanjut penularan virus, baik dokter gigi, asisten dokter gigi dan pasien dapat meningkatkan kewaspadaan dengan memproteksi diri lebih baik. Referensi: [1] Huang C, Wang Y, Li X, Ren L, Zhao J, Hu Y. Clinical features of patients infected with 2019 novel coronavirus in Wuhan, China. Lancet. 2020; 395 (10223): 497-506. [2] Grant M. AO CMS International task force recomemendations on best practices for maxillofacial procedures during Covid-19 pandemic. June 7th, 2020. [3] Kampf G, Todt D, Pfaender S, Steinmann E. Persistence of coronavirus on intimate surfaces and its inactivation with biocidal agents. J. Hosp. Infect. 2020;104(3): 246-51. [4] Sabino-Silva R, Jardin ACG, Siquera WL. Coronavirus Covid-19 impacts to dentistry and potential salivary diagnosis. Clin Oral Investig. 2020; 24:1619-21. [5] Peng X, Xu X, Li Y, Cheng L, Zhou X, Ren B. Transmission routes of 2019-n-Cov and controls in dental practices. Int J Oral Sci. 2020. Mar 3;12(10:9. [6] Centers for Disease Control and Prevention. Summary of infection prevention practices in dental settings: basic expectations for safe care. Atlanta, GA: Centers for Disease Control and Prevention, US Dept of Health and Human Services: October 2016. [7] Zhang W, Jiang X. Measures and suggestions for the prevention and control of the novel coronavirus in dental institutions Front Oral Maxillofac Med 2020;2;4.

Tags :

#alat dan bahan kedokteran gigi #asisten dokter gigi #diskon alat kesehatan gigi

Bagikan produk ke :