6 Tahapan Perawatan dan Pembersihan Alat Dental

6 Tahapan Perawatan dan Pembersihan Alat Dental

Semua dokter gigi tentu ingin memberikan pelayanan terbaiknya untuk pasien, karena ini telah menjadi bagian penting dari rencana perawatan yang menyeluruh. Tidak heran jika saat ini praktik kedokteran gigi telah mengalami kemajuan luar biasa dalam meningkatkan teknologi dan peralatannya untuk memberikan layanan yang unggul.

Sayangnya, perawatan dan pembersihan alat dental masih kurang diperhatikan, padahalproses pembersihan yang aman dan efisien akan melindungi investasi instrumen gigi yang berkualitas tinggi.Tidak hanya itu, proses perawatan dan pembersihan alat dental juga merupakancara yang paling efektif untuk melindungi pasien Anda, diri Anda, dan juga tim kerja Anda. Artikel ini akan menyajikan tahapanperawatan dan pembersihan alat dental yang perlu Anda ketahui. Tahapan perawatan dan pembersihan alat dental Standar emas yang digunakan praktik gigi hingga saat ini adalah Guidelines for Infection Control in Dental Health-Care Settings yang diterbitkan oleh CDC pada 19 Desember 2003 [1]. Dalam pedoman ini, perawatan dan pembersihan alat dental memainkan peran sentral dalam mencegah penularan infeksi. Mengingat instrumen gigi Anda bersentuhan dengan dan sering menembus jaringan lunak pasien. Jika instrumen tersebut menyimpan mikroba, maka infeksi dapat terjadi dengan cepat. Berikut langkah perawatan dan pembersihan alat dental yang dapat Anda terapkan [1, 2]:
Baca Juga: Dear Pasien: Ke Dokter Gigi Itu bukan 'hanya pembersihan' Baca Juga: Pelabelan dan Pencatatan Sterilisasi di Klinik Gigi
  1. Menggunakan alat pelindung diri (APD).
Alat pelindung diri (APD), termasuk masker wajah, kacamata pengaman, baju pelindung kedap air, dan sarung tangan serba guna, dapat melindungi diri Anda dari kontaminasi mikroba ketika membersihkan dan merawat instrumen gigi. Sarung tangan tangan serba gunamisalnya, sangat penting digunakan saat Anda membersihkan alat dental untuk melindungi tangan Anda dari kecelakaan benda tajam. Adapun kriteria sarung tangan serba gunayang harus dimiliki oleh setiap kantor gigi adalah tahan terhadap tusukan dan bahan kimia, serta dapat didesinfeksi dalam autoklaf. Pastikan pula Anda memilih sarung tangan yang nyaman untuk Anda gunakan setiap hari.
  1. Perendaman.
Dalam beberapa praktik yang Anda jalani, mungkin Anda tidak selalu sempat untuk membersihkan instrumen Anda segera setelah menggunakannya. Faktanya, ini bisa menjadi masalah, karena puing-puing biologis, misalnya darah,yang tertinggal pada alat dental dapat mengering dan mengeras. Ketika tiba saatnya untuk membersihkan instrumen, bahan yang mengeras tersebut mungkin sulit untuk dihilangkan. Oleh karena itu, pakar pengendalian infeksi merekomendasikan penyemprotan gel ke instrumen yang kotor iniuntuk menjaganya tetap lembab. Gel semprot enzimatik adalah pilihan efektif yang dapat memecah penumpukan bahan apa pun dengan mudah sampai Anda siap untuk membersihkannya dengan benar.
  1. Pembersihan.
Jika terdapat  puing-puing biologis yang masih tertinggal di instrumen sebelum masuk ke autoklaf, maka besar kemungkinan uap panasnya tidak dapat menyentuh seluruh permukaan instrumen tersebut. Untuk alasan ini, CDC mengharuskan Anda untuk membersihkan bahan yang terlihat dari instrumen sebelum Anda mensterilkannya. Ada beberapa cara untuk melakukan ini, termasuk:
  • Pembersihan ultrasonik: menggunakan gelombang suara yang dilewatkan melalui larutan untuk membantu memecah penumpukan mineral, bercak, dan korosi.
  • Pencuci instrumen otomatis: tidak perlu lagi membilas atau mengeringkan instrumen secara manual, karena sudah dilakukan secara otomatis.
  • Penggosokan manual: menuntut waktu dan usaha paling banyak, serta risiko kecelakaan benda tajam yang tinggi, sehingga tidak direkomendasikan oleh CDC.
Baca Juga: Tahapan Pembersihan Alat Dental Pasca Pelayanan
  1. Pengeringan.
Melansir dari Cleaning of Dental Instruments Dental Clinical Guidance yang diterbitkan oleh SDCEP pada Oktober 2014, setelah dibersihkan baik secara manual atau dengan pembersih ultrasonik, instrumen gigi harus dibilas secara menyeluruh untukmenghilangkan sisa kotoran dan sabun, kemudian dikeringkan secara menyeluruh [2]. Instrumen tersebut tidak boleh kering di udara, alias dibiarkan di udara terbuka, karena pengeringan yang tidak memadai memungkinkan uap air terperangkap, sehingga meningkatkan korosi danpertumbuhan mikroba. Gunakan handuk sekali pakai dengan serat lembut untuk mengeringkan instrumensegera setelah dibilas. Di sisi lain, memasukkan alat dental yang masih basahke dalam sterilizer dapat menyebabkan kemasannya (dijelaskan pada langkah selanjutnya) menjadi basah.Kemasan basah ininantinya bisa menyerap bakteri dan kelembapan dari kulit manusia, yang akhirnya meningkatkan risiko kontaminasi instrumen gigi.
  1. Pengemasan.
Tahapan perawatan dan pembersihan alat dental selanjutnya adalah mengemasnya dengan kantong atau pembungkus sebelum dimasukkan ke dalam sterilizer. Kemasan harus disegel untuk mencegah paparan udara saat Anda mengeluarkannya dari sterilizer. Pastikan untuk memilih pembungkus yang memungkinkan bahan sterilisasi dapat menembus dan tahan terhadap kondisi keras sterilisasi uap tanpa mengurangi kelembutan ataupun kekuatannya. Oleh karenanya, CDC menyarankan Anda untuk memantau proses sterilisasi. Indikator kimia harus digunakan di bagian luar dan dalam setiap kemasan untuk memastikan alat sterilisasi mencapai suhu yang tepat, bekerja dalam jumlah waktu yang tepat, dan uap menembus kemasan. Adapun indikator biologis (juga dikenal sebagai tes spora) akan memberi tahu Anda jika alat sterilisasi benar-benar membunuh mikroorganisme dengan mengujinya terhadap strain yang sangat resisten, seperti Geobacillus stearothermophilus. Dalam hal ini, CDC merekomendasikan untuk melakukan tes spora setidaknya sekali seminggu.
  1. Sterilisasi autoklaf.
Anda mungkin ingin proses pembersihan dan sterilisasi alat dental berjalan dengan cepat, sehingga tergoda untuk mencoba memasukkannya sebanyak mungkin ke dalam setiap siklus autoklaf. Namun, kelebihan beban ini justru dapat menyebabkan kegagalan sterilisasi, karenamemakan waktu lebih lama untuk mencapai suhu optimal. Selain itu, jika barang-barang dikemas terlalu rapat, maka mungkin tidak dapat bersentuhan dengan bahan sterilisasi dalam jumlah yang cukup. Dalam artikel Dental Economics lainnya yang terbit pada 15 November 2016,John A. Molinari merekomendasikan Anda untuk menempatkan alat dental di bagian tepi rak, sehinggabanyak ruang yang tersisa untuk agen sterilisasi bersirkulasi [3].
Baca Juga: Prosedur Disinfeksi dan Sterilisasi yang Disarankan untuk Instrument Anda
Perlukah menggunakan cassette? Perawatan dan pembersihan alat dental dengan cara yang benar dapat memakan waktu lama, terutama jika Anda menangani setiap instrumen satu per satu. Belum lagi, ada risiko kecelakaan yang dapat terjadi, seperti cedera benda tajam, yang dapat merugikan praktik dokter gigi Anda [4].
Baca Juga: 5 alasan utama Klinik Anda Wajib Menggunakan Cassette Instrument
Oleh karena itu, praktik kedokteran gigi yang paling aman dan efisien adalah mengemas instrumennya di dalamcassette. Setiap cassette dapat dikelompokkan untuk prosedur tertentu, sehingga dokter gigi hanya perlu lebih sedikit waktu di kursi untuk mencari instrumen yang tepat. Cassettejuga membuat alat dental Anda lebih mudah dan aman untuk ditangani, karena dapat ditempatkan langsung ke dalam pembersih ultrasonik, pencuci, dan sterilizer, kemudian disimpan dengan rapi sampai diperlukan. Faktanya, praktik kedokteran gigi yang menggunakan Sistem Manajemen Instrumen (IMS) berbasis cassetteini dapat menghemat antara 5-10 menit per prosedur. Lagi pula, membersihkan, mensterilkan, dan merawat instrumen dapat menghabiskan waktu dan biaya. Semakin efisien prosedurpembersihan dan perawatan alat dental Anda, semakin banyak waktu yang dapat Anda dan tim Anda habiskan untuk merawat pasien. Untungnya lagi, semakin pintar praktik Anda dalam membersihkan dan mensterilkan instrumen gigi, semakin baik perlengkapan Anda dalam menghentikan penularan infeksi. Dengan melindungi instrumen Anda, pasien Anda, diri Anda, dan juga tim Anda, praktik kerja Anda akan berada di jalur yang tepat untuk memaksimalkan investasi yang telah Anda buat. Oleh: Afrillia Yenita, S. Gz. Referensi: [1]CDC. Guidelines for Infection Control in Dental Health-Care Settings[Internet]. Diakses pada 22 Desember 2021. Tersedia di:https://www.cdc.gov/mmwr/PDF/rr/rr5217.pdf. [2] SDCEP. Cleaning of Dental Instruments Dental Clinical Guidance[Internet]. Diakses pada 22 Desember 2021. Tersedia di:https://www.sdcep.org.uk/wp-content/uploads/2016/03/SDCEP_Cleaning_of_Dental_Instruments_2nd_Edition_Jan2016.pdf. [3]Dental Economics. Instrument Processing and Sterilization: Key Considerations[Internet]. Diakses pada 22 Desember 2021. Tersedia di:https://www.dentaleconomics.com/science-tech/sterilization-and-infection-control/article/16387945/instrument-processing-and-sterilization-key-considerations. [4] CDC. Sharps Injury Prevention Workbook[Internet]. Diakses pada 22 Desember 2021. Tersedia di:https://www.cdc.gov/Sharpssafety/pdf/WorkbookComplete.pdf.

Bagikan produk ke :