Negosiasi Kontrak Kerja

Dengan mahalnya biaya dan modal untuk membuka praktik gigi pribadi, banyak dokter gigi muda yang memilih untuk bekerja sebagai associate dokter gigi pemilik klinik bersama/klinik pribadi. Bentuk kerja sama pemilik dan associate menguntungkan kedua belah pihak. Di satu sisi, pemilik klinik dapat memperluas pelayanan dan membangun praktiknya dengan bantuan associate baru. Di sisi lain, seorang associate dapat memperoleh pengalaman teknis dan penghasilan yang memuaskan tanpa investasi keuangan yang besar.

  Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa profesi sebagai dokter gigi amatlah unik. Tidak seperti pegawai di perusahaan bisnis lainnya, seorang pemilik klinik jarang mendapatkan referensi lengkap tentang bagaimana cara mengatur hubungan kerja antara associate dan pemilik. Dokter gigi muda pun sering canggung membahas persoalan gaji, job description, tunjangan jabatan, dan lain-lain. Di artikel ini, Dental&Dental akan membahas berbagai aspek hubungan antara kerja associate dan pemilik klinik. Semoga artikel ini dapat menjadi masukan bagi pemilik klinik yang ingin meng-update hubungan kerja dengan associate-nya, juga menjadi bahan pertimbangan bagi para dokter gigi yang sedang mencari pekerjaan.   Tips #1: Tidak ada aturan baku mengenai “harga pasar” seorang associate. Negosiasi sangatlah penting!

Tentu saja di setiap daerah, gaji minimum diatur melalui Upah Minimum Kota/Provinsi. Namun, berapa premium gaji dari upah minimum dan komponen bonus, jam kerja dapat diatur sesuai negosiasi dan kesepakatan antara pemilik klinik dan dokter gigi associate. Oleh karena itu, pemilik klinik dan associate harus mengevaluasi paket keuangan yang ditawarkan secara objektif.

Baca Juga: 3 Alasan Mengapa Klinik Gigi Tetap Buka Saat Pandemi Covid-19
Tips #2: Jangan terburu-buru mengikat kontrak kerja. Ikuti langkah-langkah di bawah ini.

Mulailah hubungan kerja dengan 1 minggu -  1 bulan fase perkenalan. Di fase ini, pemilik klinik dapat melakukan on the job interview. Pemilik klinik disarankan untuk bertemu dengan pelamar paling tidak tiga kali di fase perkenalan. Bekerjalah bersama dengan meminta pelamar menjadi asisten dokter gigi dalam kasus-kasus ringan. Banyaklah mengobrol dan terbukalah dengan ekspektasi karir masing-masing. Bagi pelamar, inilah saat yang tepat untuk mengenal lebih lanjut visi misi klinik, para staf dan target market pasien klinik. Jangan lupa bahwa masa perkenalan dapat dilakukan dalam bentuk kerja paruh waktu sebelum kelulusan.

 

Setelah fase perkenalan, pemilik klinik dapat menawarkan 3-6 bulan masa percobaan. Di dalam masa percobaan, associate harus diberi kesempatan untuk mengerjakan tugas-tugas yang diharapkan di masa depan. Pada masa percobaan, kedua belah pihak memiliki hak yang sama dalam memutuskan hubungan kerja. Dalam fase percobaan, kedua belah pihak dapat membuat perjanjian kerja informal yang mengatur gaji masa percobaan. Inilah saat yang tepat untuk mulai menggambarkan job description seorang associate. Apakah sebagai seorang associate, dokter gigi diharapkan untuk menjalankan fungsi administrasi seperti pencatatan laporan pasien, penjadwalan, perekrutan pasien baru dll? Perjelas harapan pemilik klinik atas treatment-treatment yang akan dilakukan associate selama tahun-tahun pertama.

 

Apabila kedua belah pihak merasa cocok dalam masa percobaan, maka kedua belah pihak dapat merumuskan perjanjian kerja formal dan memasuki masa kerja sebagai pegawai permanen di fase fast track. Masa bulan madu telah usai dan seorang associate harus bekerja keras dan menginvestasikan waktunya ke klinik. Buatlah goal-goal yang harus dicapai oleh associate seperti jumlah pasien, kemampuan teknik, pekerjaan administrasi, dll. Di saat ini, perjanjian kerja sebaiknya dibuat dengan formal dan menjabarkan hak dan kewajiban kedua belah pihak. Apa saja poin-poin yang bisa dijanjikan oleh pemilik klinik seperti struktur gaji dan apa saja yang wajib diberikan oleh associate seperti jam kerja, perjanjian kontrak lama kerja, pemeliharaan rahasia perusahaan, dll.

  Tips #3: Pilihlah struktur gaji yang paling cocok untuk Anda

Ada tiga struktur penggajian yang bisa dipilih oleh seorang pemilik klinik, yang meliputi:

   

Amatlah penting bagi pemilik klinik dan associate untuk menyadari bahwa gaji adalah salah satu faktor utama yang menimbulkan masalah antara pemilik dan associate di kemudian hari. Cegahlah masalah-masalah ini dengan membuat struktur gaji yang sederhana dan transparan, serta kompetitif dibandingkan gaji yang ditawarkan praktik-praktik lain.

Baca Juga: Dokter Gigi vs Tukang Gigi
Tips #4: Elemen non-monetary sebaiknya diatur dalam sebuah perjanjian kerja

Elemen-elemen tambahan yang sebaiknya diatur dalam sebuah perjanjian kerja meliputi:

    • Jam dan tempat kerja: berapa jam batas minimal dan maksimal jam kerja Anda di praktik tersebut? Apakah pemilik klinik memiliki rencana untuk ekspansi ke daerah lain dan associate diharapkan untuk pindah ke kota lain?
    • Job Description: pekerjaan-pekerjaan apa saja yang akan menjadi kewajiban associate? Adakah pekerjaan administrasi, misal membuat jurnal keuangan yang harus dikerjakan oleh associate?
    • Jaminan kesehatan: beberapa praktik dokter gigi mendaftarkan associate-nya ke jaminan kesehatan baik dari negara ataupun dari swasta. Apakah associate akan mendapatkan jaminan kesehatan?
    • Bonus: apakah associate akan mendapatkan bonus akhir tahun ataupun Tunjangan Hari Raya?
    • Restrictive Covenants: beberapa klinik mengharapkan associate untuk menandatangani kontrak kerja yang mengatur waktu kerja minimum (misal: tidak boleh mengundurkan diri sebelum 5 tahun bekerja) maupun non-compete agreement ( misal: tidak boleh bekerja di kota yang sama selama beberapa tahun setelah mengundurkan diri). Hal ini lazim dilakukan. Namun, seorang pemilik klinik dan associate harus melihat timbal balik yang diberikan. Apabila pemilik klinik akan memberikan banyak edukasi atau janji perkembangan gaji dan karir, maka waktu kerja minimum dapat memberi kompensasi hal tersebut. Namun, berhati-hatilah apabila waktu kerja minimum terlalu panjang dan tidak setimpal dengan hak-hak yang diberikan karena tidak akan berlaku di mata hukum. Non-compete agreement juga bisa merugikan seorang associate muda. Misalnya, apabila seorang associate tidak boleh bekerja di kota kelahirannya, maka akan sulit untuk suatu hari membuka praktik sendiri. Oleh karena itu, pemilik klinik dan associate harus sungguh-sungguh mendiskusikan restrictive covenants. Jangan sampai menyetujui tanpa berpikir panjang karena akan mengecewakan kedua belah pihak.
    • Alasan Pemecatan dan Kompensasi: pemilik klinik dan associate harus memikirkan kemungkinan yang terburuk. Jabarkanlah kemungkinan-kemungkinan yang akan menyebabkan pemecatan, misalnya, keluhan pasien yang terus menerus, malapraktik, ketidakdisiplinan, atau hal lainnya. Bicarakan kompensasi yang akan menjadi hak seorang associate apabila dipecat.
  Tips #5: Uang bukanlah segalanya. Perhatikan peluang perkembangan karir dalam memilih partner kerja yang sesuai.

Tidak ada associate yang lulus dari fakultas kedokteran gigi dengan ilmu yang sempurna. Refleksikan kesempatan pembelajaran yang Anda dapatkan dari pemilik klinik. Pilih klinik yang mendukung kelanjutan edukasi dan memberikan banyak one-on-one training dibanding yang hanya menawarkan gaji besar.

 

Kelima tips di atas bukanlah aturan baku dan keharusan. Gunakanlah saja sebagai bahan panduan dalam mengatur hubungan kerja antara pemilik klinik dan associate. Jangan lupa bahwa Anda selalu dapat berdiskusi dengan teman sejawat dan menegosiasikan aspek-aspek hubungan kerja sebelum melangkah lebih lanjut.

Bagikan produk ke :