Membangun Bisnis Dental - Part 1 : Persiapan
Pada saat masih di bangku kuliah, mungkin seorang mahasiswa kedokteran gigi belum terpikirkan untuk membuka sebuah klinik gigi, karena di bangku kuliahpun tidak diajarkan bagaimana cara membangun bisnis klinik gigi. Seiring dengan berjalannya waktu, dengan bertambah juga pengalaman dalam menangani pasien, maka timbul keinginan seorang dokter gigi untuk membuka praktek sendiri.
Persiapkan mental
Membuka sebuah praktek dokter gigi memerlukan persiapan mental yang matang. Keputusan yang diambil akan menentukan jalan hidup kedepan dari seorang dokter gigi. Ada dua pilihan yang bisa diambil oleh seorang dokter gigi ketika pertama kali akan membangun bisnis praktek giginya, yaitu full-time bekerja di klinik giginya (dari pagi hingga sore) atau part-time, biasanya dari sore hingga malam disamping pekerjaan tetapnya praktek di rumah sakit atau klinik gigi lain. Kedua jenis praktek ini memerlukan kesiapan mental sebagai pengusaha. Seorang pengusaha akan menghadapi segala tantangan dan rintangan terhadap bisnis praktek giginya, dia harus siap untuk memeras otaknya guna mencari cara agar bisnis praktek giginya maju. Termasuk juga harus siap mencari jalan apabila ada tunggakan vendor atau sewa tempat yang harus dibayar. Dokter gigi yang akan membuka praktek gignya sendiri juga harus mempunyai kedisiplinan yang tinggi, dia harus taat dan melaksanakan apa yang sudah direncanakan sejak awal. Ketidakdisiplinan ini biasanya yang akan mengganggu kelancaran operasional klinik gigi. Kedisiplinan ini berupa kedisiplinan mengatur waktu praktek dan kedisiplinan dalam mengatur keuangan.Baca juga : Dental Business 101
Pengaturan waktu praktek
Baik praktek full-time maupun praktek part-time, memerlukan kedisplinan yang tidak ringan. Dokter ini harus disiplin dengan waktu yang sudah ditetapkan pada praktek giginya, ada atau tidak ada pasien. Disaat tidak ada pasien, waktunya digunakan untuk melakukan hal-hal administratif praktek giginya.Karena pasien tahunya jam prakteknya adalah pada jam tersebut. Sebagai pebisnis praktek gigi, kita mesti menyadari bahwa buat pasien, pelayanan di praktek gigi atau pelayanan di klinik gigi atau pelayanan di klinik gigi spesialis ataupun pelayanan di rumah sakit adalah sama saja buat pasien. Yang mereka tahu, ketika mereka memeriksakan giginya ke praktek gigi kita, giginya akan dapat ditangani sama seperti apabila mereka memeriksakan giginya ke rumah sakit atau klinik gigi. Jadi jangan pernah berpendapat bahwa karena praktek di rumah, maka jamnya dan harinya bisa ditentukan sesukanya, apalagi harus dengan perjanjian. Untuk beberapa pasien hal ini bisa diterima, namun untuk kebanyakan pasien hal ini tidak bisa diterima. Yang pasien tahu, ketika pasien datang ke praktek gigi kita pada saat ada jadwal praktek, pasien akan mendapatkan pelayanan. tentu saja pendapat seperti ini boleh dianut maupun tidak. Ada praktek gigi yang memang sudah settle, melakukan praktek dengan perjanjian. Namun secara umum kita harus memahami bahwa bisnis praktek gigi ini adalah bisnis jasa, dimana pada bisnis jasa tidak ada barang yang diserah-terimakan kepada pasien. Pada bisnis jasa, yang kita jual adalah janji penyembuhan gigi pasien. Jadi yang dituju adalah “hati” nya pasien. Kalau pasien merasa tidak puas dengan layanan, atau kecewa karena datang pada jam praktek, ternyata praktek gigi tidak buka, maka dengan mudah dia akan pindah ke praktek gigi atau klinik gigi lain yang bisa memuaskan “hati” nya.Pengaturan keuangan
Kedisiplinan seorang pebisnis praktek gigi dalam mengatur keuangan merupakan sebuah hal yang vital untuk kemajuan praktek giginya. Keuangan praktek gigi harus terpisah dari keuangan pribadi pemilik praktek gigi. Hal ini akan menyulitkan buat kita dalam menilai apakah bisnis praktek gigi kita saat ini menguntungkan atau tidak. Bagi pebisnis yang full-time, secara kasat mata bisa dilihat pada kehidupannya. Apabila kehidupannya baik-baik saja, kebutuhan hidupnya tercukupi, maka bisa dikatakan bahwa praktek giginya menghasilkan keuntungan. Namun untuk pebisnis yang part-time, akan sulit menilai apakah bisnis praktek giginya menguntungkan atau tidak, karena keuangannya bercampur dengan keuangan pribadinya yang mempunyai sumber pendapatan selain dari praktek giginya.Baca Juga : Marketing Funnel Klinik Gigi
Penghasilan operator
Dalam bisnis praktek gigi, pemilik praktek bertindak sekaligus sebagai operator. Sebagai operator, dokter gigi mendapatkan penghasilan hanya dari fee dokter praktek yang diambil dari sebagian tarif yang dibayarkan pasien untuk layanan yang diberikan, walaupun praktek di tempatnya sendiri. Sedangkan sisa pembayaran tarif akan masuk ke kas praktek gigi guna membayar kebutuhan operasional praktek gigi, termasuk membayar gaji asisten dokter gigi, membayar listrik, mambayar sewa tempat praktek dan membayar dental supply. Sebagai operator, jangan pernah mengambil kas praktek gigi untuk keperluan pribadi, karena nantinya akan mengacaukan pengaturan keuangan praktek giginya.Penghasilan sebagai pebisnis praktek gigi
Pemilik bisnis praktek gigi akan mendapatkan penghasilan dari keuntungan bisnis praktek giginya. Gampangnya adalah keuntungan pemilik bisnis praktek gigi baru akan mendapatkan keuntungannya pada akhir tahun. Pada saat itu, uang yang ada dalam kas praktek gigi pada malam hari tanggal 31 Desember dikurangi keperluan operasional tahun berikutnya (sewa tempat, gaji asisten dan tunggakan vendor) adalah keuntungan yang didapatkan oleh pemilik bisnis praktek gigi dalam setahun.Dengan pengelolaan keungan praktek gigi yang baik, penghasilan sebagai pebisnis praktek gigi bisa diambil lebih cepat lagi, dalam bulanan, mingguan bahkan bisa mendapatkan keuntungan sebagai pebisnis praktek gigi dalam harian! Bagaimana caranya?
Tarif pasien dihitung berdasarkan unit cost ditambah dengan margin. Jadi dalam setiap tarif layanan sudah termasuk perhitungan margin. Misalkan untuk layanan cabut gigi, unit costnya adalah Rp.150.000, kumudian ditambahkan margin sebesar Rp.25.000, sehingga tarif cabut gigi adalah Rp.175.000. Apabila dalam suatu hari hanya ada 10 pasien cabut gigi, pendapatan praktek gigi pada hari itu adalah Rp.1.750.000.
Namun uang sebesar itu tidak semuanya tidak masuk ke kantong pebisnis praktek gigi, dari perhitungan margin maka pebisnis praktek gigi mandapatkan Rp.25.000 x 10 pasien menjadi Rp.250.000 pada hari itu. Penghasilan ini ditambah lagi dengan pendapatan dia sebagai operator. Misalkan dalam unit cost, item fee dokter yang memberikan pelayanan cabut gigi adalah Rp. 30.000. Maka total penghasilan sebagai operator pada hari itu adalah Rp. 30.000 x 10 pasien menjadi Rp.300.000. Sehingga total pendapatan dokter gigi sebagai pebisnis dan juga operator pada hari itu adalah Rp.250.000 ditambah Rp.300.000 menjadi Rp.550.000 pada hari itu.
Sumber
Tags :
#alat dan bahan kedokteran gigi #alat kesehatan dokter gigi #asisten dokter gigi #cobradental #dental anxeity #dental supplier #dental supplier aceh #dental supplier bali #dental supplier bandung #dental supplier bekasi #dental supplier bogor #dental supplier jakarta #Dental Supplier Jogja #dental supplier kediri #dental supplier makassar #dental supplier medan #dental supplier palembang #dental supplier surabaya #dental supply #dental supply bali #dental supply bandung #dental supply batam #dental supply bekasi #dental supply jogja #dental supply kediri #dental supply makassar #dental supply medan #dental supply padang #dental supply palembang #dental supply pontianak #dental supply samarinda #dental supply smarinda #dental supply surabaya #dental supply tangerang #diskon alat kesehatan gigiBagikan produk ke :