Pengaruh Jenis Surface Treatment dan Resin Komposit Terhadap Kekuatan Tarik Reparasi Porselen

Pengaruh Jenis Surface Treatment dan Resin Komposit Terhadap Kekuatan Tarik Reparasi Porselen

Gigi tiruan cekat adalah gigi tiruan yang menggantikan satu atau lebih gigi yang hilang dan dilekatkan secara permanen pada gigi penyangga yang telah dipreparasi1.

Gigi tiruan cekat pada regio anterior merupakan restorasi yang memerlukan estetik tinggi oleh karena itu bahan all porselen semakin meningkat populari-tasnya karena memiliki karakteristik estetik yang mirip dengan gigi asli2. [caption id="" align="aligncenter" width="980"] Copyright @smileconceptclinic[/caption]
Bahan porselen di dalam mulut dapat mengalami stress karena tekanan pengunyahan, kebiasaan parafungsional, perubahan temperatur yang terus menerus, dan adanya saliva serta perubahan pH. Kondisi eksternal seperti trauma dan fatigue menyebabkan stress pada porselen yang akan menyebabkan fraktur porselen karena materi porselen ini mempunyai kekuatan tarik yang rendah dan fragile3.
Porselen yang fraktur mempengaruhi es-tetik gigi tiruan, sehingga pasien akan mencari perawatan secepatnya. Pelepasan dan rekon- struksi dari gigi tiruan cekat dapat mengakibatkan kerusakan iatrogenik gigi penyangga. Oleh karena itu dibutuhkan usaha untuk memperbaiki dengan resin komposit tanpa membongkar restorasi sehingga mengurangi rasa sakit pasien, mengurangi kerusakan iatrogenik gigi penyangga dan hemat waktu4. Penggunaan resin komposit merupakan salah satu pilihan untuk memperbaiki fraktur karena memiliki sifat mekanis, fisik, dan estetik yang baik. Penggunaan packable composite se- cara estetik dapat diterima dan warnanya dapat disesuaikan dengan porselen. Resin komposit flowable memiliki ukuran partikel filler sama de- ngan resin komposit packable tetapi kandungan partikel lebih sedikit5. Resin komposit flowable memiliki kemampuan untuk mengabsorpsi stress yang dihasilkan selama polimerisasi dan kekua- tan fatigue terhadap tekanan oklusal sehingga dapat digunakan sebagai bahan reparasi6. Ikatan resin komposit dengan porselen memerlukan surface treatment yang memenuhi syarat pada porselen7. Ikatan ini terbentuk dari dua mekanisme yaitu ikatan mikromekanikal dan ikatan kimia. Ikatan mikromekanikal diperoleh dari etsa dengan phosphoric acid, hydrofluoric acid, dan sandblasting dengan aluminium ox- ide particle. Ikatan kimia diperoleh dari silane coupling agent8. Silane merupakan perantara yang dapat membentuk ikatan kimia dengan permukaan organik dan anorganik. Silane bek- erja sebagai mediator melalui dua reaksi. Reaksi pertama yaitu silane mengikat silikon dioksida dengan grup hydroxil (-OH) pada permukaan porselen. Reaksi kedua silane mengikat komposit dengan reaksi polimerisasi antara grup metakrilat dari komposit. Silane dapat meningkatkan ikatan porselen dan komposit dengan pembasahan permukaan porselen dan memfasilitasi pene- trasi komposit ke dalam pori-pori mikroskopis porselen9. Surface treatment porselen yang fraktur pada prosedur reparasi secara mikrome- kanik dan kimia bertujuan untuk menciptakan permukaan yang irregular sehingga siap untuk diaplikasikan resin komposit10. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh jenis surface treatment (H3PO4 37%,HFA 9%, Sandblasting Al2O3) dan resin komposit (packable, flowable) terhadap kekuatan tarik reparasi porselen.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan jenis peneli- tian eksperimental laboratoris dengan 24 subjek penelitian porselen berbentuk silinder dengan tinggi 3 mm dan diameter 5 mm. Porselen berbentuk silinder dimasukkan ke dalam resin aklirik dalam posisi tegak lurus sambil ditekan perlahan sampai permukaan silinder rata dengan permukaan resin aklirik. Setelah mengeras, subjek di ambil dari cetakan akrilik. Terdapat enam kelompok dengan masing- masing kelompok berjumlah empat sampel. Pada kelompok 1, sampel diberi surface treatment phosporic acid 37% selama 2 menit kemudian dicuci dengan air mengalir selama 60 detik dan dikeringkan dengan semprotan udara selama 30 detik. Silane diaplikasikan dengan mi- crobrush kemudian dikeringkan selama 30 detik. Bahan bonding diaplikasikan dengan microbrush dan disinar dengan LED curing unit selama 20 detik. Aplikasi resin komposit flowable disinar selama 40 detik. Pada kelompok 2, sampel diberi surface treatment phosporic acid 37% selama 2 menit kemudian dicuci dengan air mengalir selama 60 detik dan dikeringkan dengan semprotan udara selama 30 detik. Silane diaplikasikan dengan mi- crobrush kemudian dikeringkan selama 30 detik. Bahan bonding diaplikasikan dengan microbrush dan disinar dengan LED curing unit selama 20 detik. Aplikasi resin komposit packable dan disinar selama 40 detik. Pada kelompok 3, sampel diberi surface treatment hydrofluoric acid 9% selama 2 menit kemudian dicuci dengan air mengalir selama 60 detik dan dikeringkan dengan semprotan udara selama 30 detik. Silane diaplikasikan dengan microbrush kemudian dikeringkan selama 30 detik. Bahan bonding diaplikasikan dengan microbrush disinar dengan LED curing unit selama 20 detik. Aplikasi resin komposit flowable dan disinar selama 40 detik. Pada kelompok 4, sampel diberi surface treatment hydrofluoric acid 9% selama 2 menit kemudian dicuci dengan air mengalir selama 60 detik dan dikeringkan dengan semprotan udara selama 30 detik. Silane diaplikasikan dengan microbrush kemudian dikeringkan selama 30 detik. Bahan bonding diaplikasikan dengan microbrush dan disinar dengan LED curing unit selama 20 detik. Aplikasi resin komposit packable dan disi- nar selama 40 detik.
Pada kelompok 5, sampel diberi surface treatment sandblasting dengan partikel Al2O3 se- lama 5 detik dengan jarak 5 mm. Silane coupling agent diaplikasikan pada permukaan porselen dengan microbrush kemudian dikeringkan selama 30 detik. Bahan bonding diaplikasikan dengan microbrush di atas permukaan yang sudah tersilanisasi dan disinar dengan LED cur- ing unit selama 20 detik. Aplikasi resin komposit flowable di atas permukaan porselen dan disinar selama 40 detik. Pada kelompok 6, sampel diberi surface treatment sandblasting dengan partikel Al2O3 selama 5 detik dengan jarak 5 mm. Silane diap- likasikan dengan microbrush kemudian ditunggu selama 1 menit dan dikeringkan selama 30 detik. Bahan bonding diaplikasikan dengan microbrush dan disinar dengan LED curing unit selama 20 detik. Aplikasi resin komposit packable dan disi- nar selama 40 detik. Sampel direndam dalam saliva buatan 37°C selama 24 jam. Setelah perendaman sam- pel diletakkan dalam Universal Testing Machine untuk diuji kekuatan tarik. Data dihitung dengan rumus kekuatan tarik (T=F/A). Data yang didapat kemudian dicatat dan dilakukan analisis data menggunakan ANAVA satu jalur dan uji post- hoc LSD.

HASIL PENELITIAN

Penelitian tentang pengaruh jenis surface treatment dan resin komposit terhadap kekua- tan tarik reparasi porselen telah dilakukan di Laboratorium Ilmu Bahan Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada Yog- yakarta. Hasil rerata kekuatan tarik dapat dilihat pada tabel 1. Rerata kekuatan tarik tertinggi didapatkan pada kelompok resin komposit packable dengan perlakuan sandblasting sebesar 11,03 Mpa, sedangkan yang paling rendah pada kelompok resin komposit flowable dengan perlakuan phos- poric acid sebesar 2,50 Mpa. [caption id="attachment_16599" align="alignleft" width="312"] Tabel 1.[/caption]
Rerata dan Standar Deviasi Kekuatan Tarik Resin Komposit Flowable dan Packable dengan Porselen (MPa)
Hasil uji normalitas dengan Shapiro-Wilk menunjukkan bahwa data surafce treatment dan jenis resin komposit terhadap kekuatan tarik reparasi porselen memiliki nilai p>0,05 maka populasi data memiliki distribusi normal. Hasil uji Levene jenis surface treatment dan jenis resin komposit terhadap kekuatan tarik reparasi porselen didapatkan hasil probabilitas sebesar 0,66 (p>0,05). Hal ini menunjukkan bahwa asumsi homogenitas dinyatakan terpenuhi yang berarti varian populasi bersifat homogen. Data penelitian dianalisis dengan uji ANAVA dua jalur dilakukan untuk mengetahui pe- ngaruh surface treatment dan jenis resin kompo- sit terhadap kekuatan tarik reparasi porselen. Hasil Uji ANAVA Dua Jalur Pengaruh Surface Treatment dan Jenis Resin Komposit Terhadap Kekuatan TarikReparasi Porselen [caption id="attachment_16600" align="alignleft" width="290"] Tabel 2 - Keterangan : (*) signifikan[/caption]
Hasil uji ANAVA dua jalur pada tabel 2 menujukkan bahwa ada perbedaan yang signifi- kan antara surface treatment terhadap kekuatan tarik reparasi porselen (p<0,05). Pada jenis resin komposit ada perbedaan yang signifikan antara jenis resin komposit terhadap kekuatan tarik reparasi porselen (p<0,05). Interaksi antara surface treatment dan jenis resin komposit tidak ada perbedaan terhadap kekuatan tarik reparasi porselen yang bermakna (p>0,05).

PEMBAHASAN

Penelitian yang dilakukan merupakan uji eksperimental laboratoris yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh surface treatment dan jenis resin komposit terhadap kekuatan tarik reparasi porselen. Berdasarkan hasil uji analisis variansi yang telah dilakukan diperoleh nilai sig- nifikansi p<0,05 maka hipotesis dari penelitian ini diterima yaitu ada pengaruh surface treatment (H3PO4 37%, HFA 9%, dan Sandblasting Al2O3) dan jenis resin komposit (packable dan flowable) terhadap kekuatan tarik reparasi porselen. Hasil statistik menunjukkan adanya per- bedaan yang signifikan antara surface treat- ment terhadap kekuatan tarik reparasi porselen(p<0,05). Kelompok perlakuan sandblasting dengan resin komposit packable menghasilkan rerata kekuatan tarik tertinggi yang diterima resin komposit terhadap porselen sebesar 11,03 Mpa dan rerata kekuatan tarik terendah yang diterima resin komposit yaitu pada kelompok perlakuan phosporic acid dengan resin komposit flowable sebesar 2,50 Mpa. Hasil ini disebabkan sandblasting dengan alumunium oxide (Al2O3) secara mekanis membersihkan oksida dan material kotor serta menciptakan permukan kasar atau mikroporositas pada permukaan porselen. Mikroporositas permukaan hasil sandblasting bersifat homogen sehingga meningkatkan luas permukaan porselen. Semakin meningkatnya luas area permukaan porselen maka resin komposit yang akan berikatan akan semakin banyak.
Hal ini menyebabkan sandblasting menghasilkan kekuatan tarik lebih tinggi dibandingkan dengan etsa dengan hydrofluoric acid dan phosporic acid. Hasil ini sesuai penelitian Hickel (2013), sandblasting dapat meningkatkan retensi mikromekanikal. Teknik sandblasting dengan 50μm alumunium oxide, merupakan metode yang menghasilkan kekuatan ikatan paling tinggi apabila digabungkan dengan penggunaan adhesive 11. sebagai agen bonding. MenurutOzcan(2003), pada saat sandblasting serbuk alumunium ox- ide (Al2O3) diaplikasikan maka serbuk tersebut mengkasarkan permukaan porselen. Permukaan yang kasar menyebabkan kekuatan adhesive antara resin komposit dan permukaan porselen meningkat karena terbentuknya mikroretensi12.
Hasil penelitian etsa dengan hydrofluric acid menghasilkan kekuatan tarik yang lebih rendah dibandingkan dengan sanblasting. Hal ini disebabkan etsa dengan hydrofluoric acid secara kimiawi melarutkan matriks glass pada porselen. Mikroporositas hasil etsa dengan hy- drofluoric acid pada porselen cukup dalam tetapi tidak homogen. Porositas yang tidak homogen pada permukaan porselen menyebabkan luas area permukaan yang terbentuk lebih rendah dibandingkan dengan mikroporositas dengan sandblasting. Menurut Salehi (2013), hydrofluoric acid secara kimiawi bereaksi dengan fase silika pada porselen dengan melarutkan matriks glass yang dapat melemahkan struktur porselen7. Hasil penelitian etsa dengan phosporic acid didapatkan kekuatan tarik paling rendah. Hal ini disebabkan etsa dengan phosporic acid membersihkan permukaan porselen, membentuk bila digabungkan dengan penggunaan adhesive 11 sebagai agen bonding. Menurut Ozcan(2003), pada saat sandblasting serbuk alumunium ox- ide (Al2O3) diaplikasikan maka serbuk tersebut mengkasarkan permukaan porselen. Permukaan yang kasar menyebabkan kekuatan adhesive antara resin komposit dan permukaan porselen meningkat karena terbentuknya mikroretensi12.
Baca juga : smile Recovery : post trauma Baca juga : Jenis crown manakah yang terbaik untuk pasien
mikroporositas permukaan porselen tetapi tidak melarutkan matriks glass seperti etsa dengan hydrofluoric acid. Hal ini membuat phosporic acid berada di urutan terendah setelah hydrofluoric acid. Menurut Kussano (2003), etsa dengan phosporic acid tidak membuat adanya perubahan morfologi pada struktur porselen tetapi hanya membersihkan permukaan porselen dan mem- bentuk permukaan yang kasar13. Hasil uji anava dua jalur menunjukkan ada perbedaan signifikan antara jenis resin kom- posit terhadap kekuatan tarik reparasi porselen (p<0,05). Hasil analisis LSD didapatkan perbe- daan yang signifikan antara semua kelompok perlakuan yaitu antara kelompok phosporic acid dengan flowable, kelompok phosporic acid dengan packable, kelompok hydrofluoric acid dengan flowable, kelompok hydrofluoric acid de- ngan packable, kelompok sandblasting dengan flowable, dan kelompok sandblasting dengan packable (p<0,05). Resin komposit packable menghasilkan kekuatan tarik lebih tinggi daripada resin komposit flowable. Resin komposit pack- able memiliki ukuran partikel yang sama dengan flowable, yang membedakan adalah jumlah kandungan bahan pengisi packable lebih tinggi dibandingkan dengan flowable. Kandungan ba- han pengisi yang lebih tinggi akan meningkatkan luas permukaan sehingga akan meningkatkan perlekatan antara resin komposit dengan permu- kaan porselen. Hal ini sesuai dengan penelitian Guler (2009), tipe resin komposit mempengaruhi kekuatan tarik reparasi porselen. Resin komposit dengan ukuran partikel tipe hybrid pada permu- kaan porselen menghasilkan kekuatan tarik yang tinggi14. Menurut Craig dan Powers (2002), resin komposit packable mempunyai kandungan ba- han dengan volume sebesar 66-70% sedangkan resin komposit flowable mempunyai kandungan bahan pengisi 42-53%14. Kandungan partikel bahan pengisi yang lebih banyak meningkatkan sifat fisik dan mekanis antara lain menghasilkan tingkat pengerutan yang jauh lebih kecil serta ketahanan terhadap fraktur dan kekuatan tarik yang tinggi. Hal ini disebabkan partikel yang lebih banyak akan masuk ke dalam mikroporo- sitas porselen sehingga tercipta retensi mekanis yang baik15. Hasil uji ANAVA dua jalur menunjukkan tidak ada interaksi antara surface treatment dan jenis resin komposit terhadap kekuatan tarik reparasi porselen (p>0,05). Interaksi pengaruh surface treatment dan jenis resin komposit tidak menambah ikatan yang meningkatkan kekuatan tarik.
Kekuatan tarik dapat ditingkatkan dengan menggunakan bahan adhesive yaitu berupa silane. Silane bekerja sebagai mediator melalui dua reaksi. Reaksi pertama yaitu silane mengikat silikon dioksida dengan grup hydroxil (-OH) pada permukaan porselen. Reaksi kedua silane mengikat komposit dengan reaksi polimerisasi antara grup metakrilat dari komposit. Silane di- gunakan pada semua kelompok perlakuan se- hingga menyebabkan interaksi antara surface treatment dan jenis resin komposit ada perbe- daan kecil tetapi secara statistik tidak bermakna. Hasil penelitian ini sesuai dengan Huang (2013) yang menyatakan silane coupling agent meru- pakan perantara yang dapat membentuk ikatan kimia antara permukaan organik dan anorganik sehingga membuat permukaan porselen lebih mudah bereaksi dengan resin komposit. Silane dapat meningkatkan ikatan porselen dan kom- posit dengan pembasahan permukaan porselen dan memfasilitasi penetrasi komposit ke dalam mikroporositas porselen9.
KESIMPULAN
Surface treatment sandblasting meng- hasilkan kekuatan tarik lebih tinggi daripada HFA 9% dan H3PO4 37% pada reparasi porselen, serta resin komposit packable menghasilkan kekuatan tarik lebih tinggi daripada resin komposit flowable pada reparasi porselen.
SARAN
Pada saat melakukan kondensasi kom- posit packable diberikan tekanan dengan beban yang sama.
DAFTAR PUSTAKA
1. Machmud E., Desain Preparasi Gigi Tiruan Cekat Mempengaruhi Jaringan Periodontaal, 2008, Vol 7. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hassanu- din. 2. Mizrahi B. The Anterior All-Ceramic Crown: A Ra- tionale for The Choice of Ceramic and Cement. British Dent J, 2008; 205:251-155. 3. Raposo L H., Neiva NA., Silva GR., dan Carlo HL., Ceramic Restoration Repair: Report of Two Cases; J Appl Oral Sci, 2009;17(2):140-4. 4. Wahab M K., Bakar W W., dan Husein A. Differ- ent Surface Preparation Techniques of PorcelainRepaired with Composite Resin and FractureResistance. J Conserv Dent. 2009;14:387-90
  1. Craig, R.G., dan Powers, J.W., Restorative Dental Materials. 2002, Ed. Ke-11. Mosby Co, Philadelpia,p.182-212.
  2. Erdemir U., Sancakli HS., Eren ME., Shear BondStrength of a New Self-Adhering Flowable Com- posite Resin for Lithium Disilicate-Reinforced CAD/ CAM Ceramic Material. J Adv Prosthodont, 2014; 6:434-43.
  3. Salehi E A., Heshmat H., Salehi E M., dan Kharazi- fard MJ. In vitro Evaluation of the Effect of Differ- ent Sandblasting Times on the Bond Strength of Feldspathic Porcelain to Composite Resin. JIDAI. 2014; 25:12-19.
  4. Colares RC., Neri JR., Santiago SL., Effect of Surface Pretreatments on The Microtensile Bond Strength of Lithium Disilicate Ceramic Repaired with Composite Resin.Braz Dent J, 2013;24(4):349- 352.
  5. Huang BR., Wang XY., dan Gao XJ. Effect of Different Surface Treatments on Ceramic Re- pairs with Composite. Chinese J Dent Research, 2013;16(2):111-117.
10. Neis C A., Albuquerque NL., dan Gomes EA., Surface Treatments for Repair of Feldspathic, Leucite- and Lithium Disilicate-Reinforced Glass Ceramics Using Composite Resin; Braz Dent J, 2015; 26(2):152-155 11. Hickel, R., Brushaver, K., Ilie, N., Dental Materials. Repair of Restorations Criteria for Decision Mak- ing and Clinical Recommendation. 2013. Elsevier; 29:28-50 12. Ozcan M., Evaluation of Alternative Intra Oral Re- pair Techniques for Fractured Ceramic Fused to Metal Restorations; Journal of Oral Rehabilitation, 2003; 30:194-203 13. Kussano CM., Bonfante G., Batista J G., Pinto J H N. Evaluation of Shear Bond Strength of Composite to Porcelain According to Surface Treatment; Braz Dent J, 2003. 14(2):132-135 14. Guler AU., Sarikaya IB., dan Yucel AC., Filler Ratio in adhesive Systems on the Shear Bond Strenght of Resin Composite to Porcelains. Operative Den- tistry, 2009;34-3, 299-305 15. Joseph L., Joyce D C., Cook B., Packable Resin Composites. Oper Dent, 2003 ;25: 19-20

Tentang penulis :

Bertha Elysia Setio
*
, Endang Wahyuningtyas
**
, dan Titik Ismiyati
**
*Program Studi Prostodonsia, Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis, Fakultas Kedokteran Gigi,
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
**Bagian Prostodonsia, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

Tags :

#antibacterial apical leakage bulkfill composite resin epoxy resins final irrigant #antibiotics self-etch shear bond strength sodium hypochlorite surface treatment surfactants zirconia HomeAboutLoginRegisterSearchCurrentArchivesAnnouncementsStatistics Home > Vol 7 #calcium hydroxide #clindamycin hydrochloride #Enterococcus faecalis #epoxy sealer #glutaraldehyde 2% #glutaraldehyde-based disinfectant. microhardness microleakage mineral trioxide aggregate push-out bond strength ramped resin cement retention #iodoform #Irigation solution #Jurnal Kedokteran Gigi dexed by: #methacrylate sealer #mini dental implant #No 2 (2016) > Setio Download this PDF file Article Metrics Abstract views : 730 Refbacks There are currently no refbacks. Copyright (c) 2017 Jurnal Kedokteran Gigi Currently #overdenture root canal medicaments #push-out bond strength #resilon high-level disinfectant (HLD) #root canal preparation instruments disinfectant #sodium hypochlorite 5.25% #zinc oxide

Bagikan produk ke :